Microfinance Jadi Tulang Punggung UKM

marketeers article

Microfinance merupakan bagian penting dari perekonomian Indonesia. Keberlangsungannya pun perlu dijaga oleh semua pihak. Terlebih, microfinance ini menjadi tulang punggung bagi pertumbuhan UKM yang jumlahnya di Indonesia bisa mencapai jutaan.

“Masih banyak masyarakat yang menganggap kredit memiliki prosedur yang rumit dan perlu dihindari. Di sisi lain, bunga kredit juga menjadi perhatian penting bagi mereka,” terang Kusumaningtuti S. Soetiono, Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, dalam Microfinance Forum yang digelar Harian KOMPAS dan Bank BRI, di Jakarta, Rabu (11/3/2015).

Dalam sesi bertajuk “Sustainability of Microfinance, Both for Institutions and Society”, Kusumaningtuti mengatakan pihaknya terus melakukan edukasi terhadap masyarakat sekaligus mendorong pelaku industri demi menjaga kelangsungan microfinance. Menurutnya, salah satu cara yang bisa digunakan perbankan untuk mendukung perluasan layanan adalah melalui branchless banking. Layanan lain seperti microinsurance dan micromutual fund juga perlu diperhatikan.

Sementara itu, Ziv Ragowsky, CEO of 8villages, mengatakan salah satu sektor yang paling penting di Indonesia adalah pertanian. “Edukasi microfinance terhadap para petani perlu dilakukan melalui penyediaan informasi yang relevan. Karena itu, platform mobile dalam hal ini juga dibutuhkan, terutama dalam menjembatani para petani dan investor yang mungkin berada di dua tempat berjauhan,” terang Ziv.

Pemanfaatan dunia digital dalam mendukung microfinance juga disampaikan Daniel Tumiwa, Ketua Asosiasi E-Commerce Indonesia. Menurutnya, transaksi e-commerce paling aktif masih terjadi di pulau Jawa, namun pulau-pulau lain juga semakin menunjukkan peningkatan.

“Dalam beberapa tahun ke depan, pertumbuhan e-commerce di Indonesia akan sangat luar biasa. Per tahun lalu, cukup banyak yang meraih pertumbuhan lebih dari 100%. Secara total, persentasenya terhadap industri retail memang masih kecil. Namun, seiring meningkatkan kesadaran para pemain retail terhadap e-commerce, kami yakin pertumbuhannya akan semakin tinggi,” ungkap Daniel.

Di sisi lain, Founder Pro Indonesia UMKM Budi S. Isman mengungkapkan  sekitar 20% penduduk Indonesia adalah pengusaha. Dari angka tersebut, 95% bergerak di sektor informal dan mikro. “UMKM adalah salah satu jawaban terhadap perbaikan rasio gini di Indonesia. Sektor ini dapat membantu pemerataan kesejahteraan di negara kita,” kata Budi.

Dari berbagai diskusi yang dilakukannya dengan para pengusaha UMKM, mereka menuturkan akses terhadap pembiayaan adalah isu paling penting. Namun, lebih dari itu Budi mengatakan masalah utama UMKM di Indonesia adalah soal pengetahuan dan kapasitas. Meskipun dana telah tersedia, UMKM akan tetap kesulitan bila tak memiliki pengetahuan dan kapasitas dalam mengelolanya, termasuk dalam pembuatan laporan dan tata kelola administrasi.

“Salah satu program yang kami lakukan adalah melakukan pembinaan terhadap para UMKM dan mentoring dilakukan oleh UMKM lain yang sudah sukses,” imbuh Budi.

Related