Microsoft akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 10.000 karyawannya selama beberapa bulan mendatang. Dengan ini, Microsoft menjadi raksasa teknologi terbaru yang secara signifikan mengurangi jumlah karyawannya.
Rencana untuk memangkas ribuan karyawan diumumkan dalam unggahan blog pada Rabu waktu setempat, yang juga dibagikan kepada karyawan Microsoft. Di dalamnya, CEO Microsoft Satya Nadella memaparkan alasan dilakukannya PHK.
“Penting untuk dicatat bahwa sementara kami menghilangkan peran di beberapa area, kami akan terus merekrut di area strategis utama,” kata Nadella, dikutip dari Mashable, Kamis (19/1/2023).
BACA JUGA: Dukung Pengembangan SDM, Microsoft Beri Pelatihan Literasi Digital
Area strategis utama yang dimaksud Nadella kemungkinan besar mencakup divisi kecerdasan buatan, karena CEO mengakui minat yang melonjak di area tersebut, serta memutakhirkan teknologi. Desas-desus juga beredar saat ini bahwa Microsoft sedang mempertimbangkan untuk menginvestasikan beberapa miliar dolar di OpenAI, perusahaan di balik chatbot ChatGPT yang populer.
Microsoft memiliki sekitar 221.000 karyawan tetap pada pertengahan tahun 2022, dengan 122.000 di AS dan 99.000 di seluruh dunia. PHK yang baru diumumkan akan mengurangi tenaga kerja perusahaan hanya di bawah lima persen.
Hikmah berita buruk ini adalah bahwa Microsoft setidaknya tidak akan melakukan pemotongan besar-besaran dalam satu kali PHK, seperti Twitter. Pemutusan hubungan kerja Microsoft akan dimulai hari ini dan akan berlanjut hingga Maret.
“Keputusan ini sulit, tapi perlu. Mereka sangat sulit digantikan, karena memengaruhi orang dan kehidupan orang, yakni kolega dan teman kita. Kami berkomitmen untuk memastikan semua orang yang terkena PHK mendapat dukungan penuh kami selama transisi ini,” kata Nadella.
BACA JUGA: Data Microsoft Bocor, Data Sensitif 65.000 Perusahaan Jadi Target
Selain pemberitahuan 60 hari sebelum waktunya, karyawan yang diberhentikan yang memenuhi syarat untuk tunjangan AS telah dijanjikan “gaji pesangon di atas pasar, melanjutkan cakupan perawatan kesehatan selama enam bulan, terus memberikan penghargaan saham selama enam bulan, dan layanan transisi karir.” Karyawan di luar A.S. akan mendapatkan hak apa pun yang diberikan undang-undang setempat.
Microsoft sendiri dilaporkan mem-PHK 1.000 orang pada bulan Oktober, padahal, pada bulan September mereka berencana untuk menambah jumlah karyawan di divisi China dengan jumlah yang sama. Sayangnya, PHK perusahaan teknologi besar-besaran telah menjadi hal biasa dalam setahun terakhir, dengan semua orang dari Amazon hingga Snap melepaskan sebagian besar karyawan.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz