Bos Twitter, Elon Musk mengancam akan menggugat Microsoft karena menuduh perusahaan teknologi itu menggunakan data dari perusahaan media sosialnya tanpa izin.
“Mereka melatih secara ilegal menggunakan data Twitter. Saatnya menggugat,” ujar miliarder tersebut dalam sebuah tweet dikutip dari BBC, Kamis (20/4/2023).
Tanggapan Musk muncul menyusul rencana Microsoft untuk menghapus Twitter dari platform iklan korporatnya. Namun, Musk tidak memberikan perincian atau bukti untuk mendukung klaimnya tersebut.
Sebelumnya, perusahaan tersebut mengatakan dalam sebuah pemberitahuan bahwa platform iklannya tidak akan “mendukung Twitter” mulai Selasa, 25 April. Akibatnya, pembeli iklan tidak akan bisa mengakses akun Twitter mereka melalui alat manajemen sosial Microsoft.
“Saluran media sosial lain seperti Facebook, Instagram, dan LinkedIn akan terus tersedia,” kata Microsoft.
BACA JUGA: Elon Musk Sebut Valuasi Twitter Turun Lebih dari Separuh
Dalam tweet terpisah, dalam diskusi tentang data platform media sosial, Musk mengatakan ia “terbuka untuk ide-ide”. “Tapi menjiplak database Twitter, menonaktifkan monetisasi (menghapus iklan), dan kemudian menjual data kami ke orang lain bukanlah solusi yang benar,” ujarnya.
Pada bulan Februari, Twitter mulai membebankan biaya untuk data yang dikumpulkan dari “ratusan juta” pengguna, dengan paket dasar mulai dari US$ 100 per bulan. Data tersebut memungkinkan pengguna untuk “mengelola dan melacak setiap aspek keberadaan media sosial Anda”, menurut platform tersebut.
BACA JUGA: Elon Musk Bakal Luncurkan Startup AI, Tantang ChatGPT OpenAI
Sejak membeli Twitter seharga US$ 44 miliar pada Oktober, Musk telah memangkas tenaga kerjanya sekitar 80% dan berusaha meningkatkan keuangan perusahaan melalui langkah-langkah seperti membebankan biaya kepada pengguna untuk verifikasi “tanda centang biru”. Dalam beberapa bulan terakhir, perusahaan besar termasuk pembuat iPhone, Apple, dilaporkan menghentikan iklannya di platform tersebut karena kekhawatiran tentang cara pengelolaan konten di situs tersebut.
Pada November, Musk mengatakan Twitter telah mengalami penurunan pendapatan yang “masif” dan menyalahkan aktivis karena menekan pengiklan. Berbicara dengan BBC pekan lalu, ia mengatakan Twitter hanya memiliki beberapa bulan tersisa untuk hidup ketika diambil alih.
Ia juga mengatakan “hampir semua pengiklan telah kembali atau mengatakan mereka akan kembali” ke Twitter. Musk menambahkan Twitter dapat menguntungkan pada kuartal kedua tahun 2023, dan akan menjual perusahaan jika orang yang tepat datang.
Editor: Ranto Rajagukguk