Microsoft Gandeng OCBC NISP Untuk Implementasi Transformasi Digital

marketeers article

Dengan tuntutan untuk berkompetisi dan lebih lincah menghadapi perubahan zaman, penelitian Microsoft tahun 2017 menemukan bahwa para pimpinan bisnis di Industri Jasa Keuangan di Asia Pasifik sedang menyambut Revolusi Industri 4.0.  Sebanyak 81% di antara pelaku percaya bahwa mereka perlu bertransformasi menjadi bisnis digital untuk memungkinkan pertumbuhan di masa yang akan datang, namun hanya 31% yang menyatakan bahwa mereka memiliki strategi digital penuh saat ini.

Haris Izmee selaku Direktur Utama Microsoft Indonesia menjelaskan bahwa setiap organisasi perlu mempertimbangkan kembali bagaimana mereka memberdayakan tenaga kerja mereka dengan budaya, kebijakan, infrastruktur dan peralatan yang tepat untuk memaksimalkan potensi mereka. Hal ini berarti mengizinkan kolaborasi dari manapun, dalam perangkat apapun.

“Sangat penting juga bagi setiap pimpinan bisnis untuk mengevaluasi dan mengimplementasi setiap perubahan untuk menghadapi tantangan budaya dan manajemen, yang menghambat setiap pekerja untuk bekerja tanpa hambatan, dari manapun mereka berasal. Hal ini dapat menghalangi pertumbuhan dan perkembangan perusahaan dalam zaman digital ini,” tambah Haris.

Industri perbankan Indonesia mencatat sebuah tren penurunan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dalam beberapa tahun terakhir, menunjukkan bagaimana perusahaan telah menjadi lebih efisien. Digitalisasi industri perbankan telah memainkan peran penting dalam mengatasi berbagai permasalahan.

Peluang tersebut telah ditangkap oleh Bank OCBC NISP, dengan bantuan Microsoft Indonesia, untuk memulai perjalanan transformasi digitalnya dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing di pasaran. Bank OCBC NISP mengimplementasikan transformasi digital perusahaannya, dengan mengadopsi teknologi Office 365

David Formula, Executive Vice President IT Bank OCBC NISP menyebutkan selama bertahun-tahun, Bank OCBC NISP berfokus pada percepatan bisnis dengan menciptakan produk customer centric dan inovasi layanan. Baginya disrupsi teknologi bukan sebagai ancaman, melainkan sebagai sebuah peluang. Digitalisasi sebagai penggerak utama bagi proses otomasi dan juga penyediaan nilai tambah bagi pelanggan.

“Kami percaya bahwa bagian dari percepatan bisnis kami adalah penggunaan bantuan teknologi yang tepat, memungkinkan kami untuk lebih cepat, kolaboratif, dan efisien. Kami ingin setiap pekerja memiliki pola pikir digital yang dapat membantu perusahaan memiliki daya saing di era disruptif ini, sambil juga memprioritaskan keamanan dan kepercayaan pelanggan,” tutup David.

Editor: Sigit Kurniawan

Related