Perusahaan teknologi Microsoft Indonesia recara resmi menggelar Microsoft Developer Festival pada Kamis (26/5/2016) di Hotel Ritz-Carlton Jakarta. Hajatan besar ini mengumpulkan para pengembang aplikasi berbakat dari seluruh Indonesia sekaligus memperkenalkan para pengembang dengan kemampuan coding produk-produk unggulan Microsoft untuk membangun sebuah aplikasi atau peranti lunak.
Sorotan utama festival pengembang ini tentu saja kehadiran CEO Microsoft Satya Nadella yang memberikan keynote speech, “Saat ini, topik utama dunia digital adalah mobilitas. Konsep mobilitas adalah bagaimana membuat manusia bisa mobile, bukan perangkatnya. Kita bisa mengakses data yang sama dengan perangkat berbeda-beda,” ujar pria penerus dari CEO Microsoft sebelumnya Steve Ballmer tersebut.
Berbicara perangkat apalagi perangkat mobile tentu saja tidak jauh dari smartphone. Agak ironis di sini memang karena Microsoft sendiri berbicara soal smartphone tertinggal jauh dari saingannya Google dan Apple. Sistem operasi Windows 10 tertinggal dari Android dan iOS sehingga penjualan smartphone Lumia besutan Microsoft merosot drastis dari tahun ke tahun. Bahkan, tampaknya akan segera punah karena pangsa pasarnya kurang dari 1% di seluruh dunia.
Jadi, sebenarnya lebih mengarah ke mana para pengembang ini jika Windows 10 untuk smartphone saja sudah mulai ditinggalkan? Sementara penjualan PC seperti notebook sudah menurun, apalagi desktop. Tablet berbasis Windows 10 pun belum menunjukan tajinya.
“Kami bukan Microsoft yang dulu. Dan, bukan juga produsen smartphone. Kami adalah perusahaan software. Jadi, misi kami adalah menguatkan masyarakat lewat peranti lunak atau aplikasi, apa pun perangkatnya. Jadi, pada pengembang ini tidak hanya diberi ilmu untuk membuat aplikasi di platform Windows 10, tapi juga di Android dan iOS. Microsoft sekarang lintas platform. Itulah terobosan kami saat ini,” ujar Developer and Evangelism Director Microsoft Indonesia Anthonius Henricus ketika ditanya di tempat terpisah.
Salah satu contoh sahihnya adalah Microsoft baru-baru ini mengakuisis perusahaan untuk membuat aplikasi bernama Xamarin. Lewat aplikasi tersebut, pengembang bisa membuat coding untuk peranti lunak sekaligus untuk tiga platform, Windows 10, Android, dan iOS. Selain itu, para pengembang dalam festival besar itu juga membuat aplikasi tidak cuma untuk smartphone dan PC, tetapi juga sekaligus bisa untuk perangkat lain seperti perangkat VR Microsoft bernama Hololens serta Xbox.
“Pada intinya mereka ini melakukan coding untuk aplikasi lintas perangkat. Cara coding aplikasi itu pada prinsipnya sama saja. Nah untuk perangkat Hololens sedikit berbeda karena developer harus membangunnya secara 3D, bukan 2D seperti biasa. Tapi, selain itu semua sama saja. Jadi, visi Microsoft itu bukan pada perangkat keras semata, tetapi pada aplikasinya. It's bigger than smartphone,” tutup Anthonius.
Usaha Microsoft masuk lintas platform ini sebenarnya sudah dilakukan sejak lama, bahkan ketika Apple belum merajai seperti sekarang, software office sudah bisa digunakan di PC keluaran Apple. Sekarang, untuk perangkat smartphone pun sama, banyak aplikasi Microsoft seperti Office dan Skype tidak hanya bisa dinikmati di Windows saja, tetapi lintas platform di Android dan iOS.
Editor: Sigit Kurniawan