Aksi gulung tikar ritel di negeri ini berjalan bagai gayung bersambut. Meski demikian, masih ada beberapa peritel yang masih menaruh kepercayaan dengan berekspansi dan menambah sejumlah gerainya di tanah air. Bahkan, beberapa dari mereka merupakan merek yang baru meramaikan bursa ritel nasional. Salah satunya adalah Miniso.
Ritel yang dikelola oleh PT Miniso Lifestyle Trading Indonesia merupakan ritel yang menjual barang-barang unik keperluan masyarakat urban sehari-hari mulai dari aksesori fesyen, alat kebutuhan rumah tangga hingga produk elektronik.
Dalam waktu delapan bulan sejak hadir pertama kali pada Desember 2016, perusahaan ini telah memiliki 50 gerai. Sepanjang tahun 2017 lalu, Miniso berhasil membuka 88 gerai. Setengah dari gerai tersebut berlokasi di luar Pulau Jawa.
Aksi cepat tanggap ritel besutan kolaborasi desainer Jepang Miyake Jenya dan pengusaha China Ye Guofu ini bakal dilanjutkan dengan target pembukaan toko sebanyak 100 gerai pada tahun 2018. Menurut keterangan perusahaan, 50% dari gerai baru itu akan dikelola dengan sistem waralaba.
Sisanya lagi, Miniso akan membangun sendiri gerainya yang konon menyedot investasi sebesar Rp 1 miliar per gerai. Jika target tersebut realistis, artinya akan ada satu gerai Miniso baru setiap minggunya.
Di ranah global, target Miniso terbilang fantastis. Ritel yang berdiri sejak tahun 2013 ini menargetkan memiliki 10.000 gerai di 100 negara dalam waktu dua tahun ke depan. Saat ini, Miniso telah mengoperasikan 2.000 gerai di 60 negara, antara lain di Vietnam, Kanada, Thailand, dan juga Indonesia.
Jason Lee, Country Operations Manager Miniso mengatakan, “Kami punya keunggulan di harga, dengan kualitas yang baik harga kami lebih murah hal itu yang membuat gerai kami mendapat sambutan luas,” ujarnya seperti dikutip dari Kontan.co.id.
Harga yang murah dengan desain yang menarik adalah buah sukses dari ritel seperti Miniso. Karenanya, mulai banyak merek lokal yang ikut menciptakan konsep yang sama, bahkan dengan sedikit meniru identitas khas Miniso, yaitu logo merah-putih bertuliskan huruf kanji Jepang.
Kendati demikian, langkah Miniso tak selamanya mulus. Perusahaan berbasis di Guangzhou, China itu, sempat diterpa isu hak kekayaan intelaktual. Seorang desainer di Taiwan menuduh Miniso menjiplak tanpa izin sebuah desainnya yang ditaruh di casing smartphone yang dijual.
Editor: Sigit Kurniawan