Tren industri kecantikan global terus berkembang begitu cepat, seiring dengan environmental changes, sehingga kebutuhan konsumen juga berubah.
Mintel, sebuah Global Market Intelligence & Research Agency yang berpusat di London, UK. Kinshen Chan, Principal Analyst, Beauty Personal Care at Mintel, South APAC memaparkan mengenai tren industri kecantikan global pada tahun 2025.
“Di tahun 2025 beauty is moving beyond algorithmic echo chambers, championing individuality and artistry. Di masa mendatang, konsumen akan lebih personalised, masing-masing konsumen akan menunjukkan identitas unik mereka,” ujar Kinshen Chan dalam pemaparannya di ParagonCorp Beauty Science Tech 2024, Rabu (28/11/2024).
BACA JUGA Top 10 Merek Kecantikan di Asia Tenggara, Ranking 1 dari Indonesia?
Dalam hal ini, menurut Kinshen, pelaku industri kecantikan dapat membangun deep connection dengan konsumen melalui personalized consultations untuk menjawab kebutuhan yang hypersegmented.
“Selain itu, di masa depan akan ada lebih banyak brand yang collaborating with green initiatives, dan meningkatkan brand credibility, yang akan menarik bagi konsumen peduli dengan lingkungan,” ujar Kinshen.
Berikut tren kecantikan dan personal care yang diprediksi berkembang pada tahun 2025, menurut Mintel:
1. (My) Knowledge is Power
Banjirnya informasi tentang kecantikan di media sosial tentu saja membuat konsumen akan lebih cerdas dalam memilih produk perawatan yang tepat. Konsumen akan menggabungkan pengetahuan, peralatan, dan teknologi yang ditawarkan suatu produk untuk menemukan solusi yang dipersonalisasi.
BACA JUGA Komitmen L’Oreal Hadirkan Inovasi Kecantikan Berbasis Sains
2. Turning the Tide
Tren kecantikan ke depannya juga akan dipengaruhi oleh isu climate change yang beberapa waktu terakhir jadi sorotan dunia. Melihat dampak perubahan iklim yang makin nyata, merek diharapkan mempertimbangkan implikasi eco-ethical karena konsumen menuntut seamless connection antara praktik etis dan kinerja produk kecantikan.
3. Think Slow, Move Fast
Konsumen saat ini juga lebih mengutamakan pada pencegahan dari pada mengatasi masalah. Oleh sebab itu, banyak dari mereka cenderung memulai rutinitas perawatan sejak dini.
Hal ini dilakukan dengan menggabungkan pengalaman dan sensori dalam mengejar perawatan kulit yang dipersonalisasi.
Editor: Ranto Rajagukguk