Industri infrastruktur Indonesia, termasuk semen dinilai memiliki prospek positif untuk mendukung ketahanan ekonomi Indonesia yang solid menuju tahun 2024 dan ditengah gejolak suku bunga global. Hal ini disampaikan oleh PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.
Rully Arya Wisnubroto, Senior Economist Mirae Asset mengatakan pemerintah menaikkan anggaran untuk pembangunan infrastruktur tahun ini menjadi Rp 392 triliun, dari Rp 365, 8 triliun tahun 2022. Anggaran ini akan difokuskan untuk pelayanan dasar, seperti pembangunan rumah, sekolah, penyediaan air minum, serta konektivitas jalan dan jalan tol.
“Namun, hingga April kini realisasi belanja infrastruktur baru Rp 59,7 triliun atau setara dengan 15,2% dari total anggaran 2023. Realisasi belanja infrastruktur perlu dipercepat untuk mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Dengan akselerasi pembangunan infrastruktur, tingkat permintaan semen juga akan mengalami kenaikan,“ ujar Rully.
BACA JUGA: Mirae Asset: Prospek Investasi Obligasi Menjanjikan
Ia mengatakan perekonomian Indonesia mencatatkan kinerja yang lebih baik dari ekspektasi dalam kurun waktu lima kuartal terakhir. Hal ini didukung oleh konsumsi rumah tangga, sejalan dengan efektivitas penanganan pandemi COVID-19.
Namun demikian, ada potensi terjadinya perlambatan dalam beberapa kuartal ke depan. Hal ini disebabkan oleh tingginya ketidakpastian global, menurunnya harga komoditas, serta dampak lanjutan dari pengetatan moneter.
Akselerasi pembangunan infrastruktur diharapkan dapat menopang perekonomian dari kemungkinan terjadinya perlambatan.
“Hingga saat ini, kebijakan fiskal masih tetap difokuskan untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi. Sementara itu, kebijakan moneter masih tetap difokuskan untuk menjaga stabilitas ekonomi, termasuk inflasi dan volatilitas nilai tukar,“ ujar Rully.
BACA JUGA: Mirae Asset: Industri Reksa Dana Akan Tumbuh Pesat Hingga Rp 1.000 T
Secara umum, ada empat faktor yang dapat mendukung premis bahwa prospek industri semen akan lebih baik tahun ini, dibandingkan tahun lalu. Emma Almira Fauni, Research Analyst Mirae Asset mengungkap faktor tersebut adalah normalisasi harga energi dan kompetisi yang makin kondusif setelah konsolidasi industri dan rampungnya akuisisi yang dilakukan oleh PT Semen Indonesia Tbk dan perjanjian sewa serta penggunaan aset Semen Bosowa oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
“Faktor lainnya yaitu utilisasi yang sangat rendah sehingga kemungkinan akan membaik. Lalu, potensi pemangkasan suku bunga acuan juga dapat mendorong permintaan properti oleh publik. Tahun ini, diprediksikan pertumbuhan kinerja penjualan semen akan tetap tumbuh, meskipun tidak besar. Pertumbuhan ini diprediksi juga akan turut menopang ketahanan perekonomian nasional,“ tutur Emma.
Editor: Ranto Rajagukguk