Berselancar di media sosial agaknya sudah menjadi kebiasaan banyak orang saat ini. Siapa sangka, hal ini bisa menyebabkan fenomena short attention span atau kondisi yang membuat seseorang sulit konsentrasi dan mudah terdistraksi.
Hal itu dijelaskan dalam Accelerating Dynamics of Collective Attention. Studi yang dipublikasikan Nature Communications ini menunjukkan penggunaan media sosial, khususnya TikTok, secara berlebihan dapat menurunkan fokus dan rentang perhatian penggunanya.
Terbiasa dengan durasi video yang pendek akan membuat orang sulit berkonsentrasi saat kembali disuguhkan video dengan durasi panjang. Selain itu, mereka juga kesulitan fokus dalam mengerjakan tugas atau pekerjaan.
BACA JUGA: Mengenal 3 Metode Pengobatan Skizofrenia, Bisakah Sembuh Total?
Meski sering dianggap sepele, short attention span yang sulit diatasi dan berlangsung cukup lama ternyata bisa menjadi indikasi adanya gangguan mental. Hal ini dijelaskan psikolog Gloria Mark dalam Attention Span: Finding Focus and Fighting Distraction (2023).
Berikut adalah beberapa gangguan mental yang memicu terjadinya short attention span:
ADHD
Penyebab short attention span selain kecanduan media sosial adalah karena seseorang mengalami gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. Kondisi ini disebut juga dengan istilah Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).
ADHD membuat penderitanya lebih sering melamun, mudah lupa, merasa cemas dan gelisah, hingga sulit mengontrol waktu. Hal ini menyebabkan mereka sulit konsentrasi dan mengontrol hasratnya.
BACA JUGA: Aurelie Moeremans Akui Pernah Idap Kleptomania, Benarkah Bisa Sembuh?
Depresi
Depresi juga bisa menyebabkan short attention span. Gangguan mental ini membuat penderitanya sulit fokus dan berkonsentrasi, bahkan sering melamun.
PTSD
Penyebab short attention span lainnya adalah Gangguan Stres Pasca Trauma (PTSD). Kondisi ini menyebabkan ingatan traumatis terlalu memenuhi otak sehingga seseorang menjadi sulit untuk fokus.
Itulah beberapa gangguan mental yang menyebabkan short attention span, selain karena kecanduan media sosial. Jika Anda merasa mengalami kesulitan berkonsentrasi dalam jangka waktu lama, tak ada salahnya berkonsultasi dengan tenaga profesional.
Editor: Ranto Rajagukguk