Apa kesan yang tertanam di benak Anda ketika mendengar sebuah perusahaan asuransi? Jika menoleh ke beberapa dekade ke belakang, imej konservatif lekat hubungannya dengan perusahaan asuransi di Indonesia. Mungkin saja sampai hari ini masih ada yang memegang predikat tersebut. Namun, tidak bagi Asuransi Astra. Anak usaha dari Astra International ini, telah melakukan sejumlah usaha branding untuk mengubah imej konservatif jadi lebih keren dan bisa diterima oleh anak muda.
“Anak muda adalah pasar yang potensial di industri ini. Mungkin, 10 tahun ke depan pasar anak muda menjadi tulang punggung. Industri ini adalah industri yang konservatif dan kesan ini melekat kuat di benak konsumen. Untuk itu, kami terus berinovasi agar semakin diterima dan dekat dengan konsumen kami,” jelas Santosa, CEO Asuransi Astra saat menggelar kompetisi Z-IDEAS di studio bioskop Cinemaxx f(X) Sudirman, Jakarta, Selasa (03/05/2016)
Dari kondisi ini, Santosa menekankan peran penting dari sebuah upaya branding. Menurutnya, branding itu harus dilakukan secara konsisten, unik, dan berbeda. “Bisnis asuransi ini berbeda dengan bisnis yang menawatkan produk berwujud. Produk kami tidak berwujud dan konsumen baru akan benar-benar merasakan keunggulan dari kami ketika melakukan klaim. Tapi, kami pun tidak menginginkan adanya banyak klaim. Ini adalah sebuah dilema,” lanjut Santosa.
Lagi-lagi, Santosa mengandalkan kekuatan dari branding untuk menawarkan produk tak berwujud miliknya itu. Baginya, mereka berbicara soal pelayanan dan harus tersampaikan ke masyarakat. Untuk membidik konsumen anak muda, Santosa dan tim terus mengomunikasikan pesan mereka dengan cara yang fun dan keren. Salah satunya adalah kompetisi Z-IDEAS.
Akankah mereka berhasil membuka pikiran anak muda soal asuransi?