Ajinomoto Indonesia terus berinovasi dalam mendukung generasi muda dalam menciptakan produk kuliner yang sehat dan bernilai bisnis. Melalui kampanye Bijak Garam, Ajinomoto mengedukasi calon pengusaha kuliner untuk menerapkan pola hidup sehat yang sejalan dengan visi keberlanjutan perusahaan.
Para mahasiswa Program Studi Hotel Manajemen di Binus University, Jakarta Barat, pun diberikan pemahaman tentang pentingnya pengelolaan bahan masakan yang sehat tanpa mengurangi cita rasa.
BACA JUGA: Konsep Bijak Garam Jadi Cara Ajinomoto Peringati Hari Lansia Sedunia
Andalina Novyanti, Head of Horeca Department Ajinomoto Indonesia, menjelaskan bahwa kampanye Bijak Garam mendorong pengurangan penggunaan garam dengan menggantinya sebagian menggunakan MSG.
“Dalam memasak, cukup gunakan 1 sdt garam ditambah setengah sdt MSG untuk menghasilkan rasa lezat. Langkah sederhana ini dapat menurunkan risiko penyakit metabolik seperti hipertensi, tanpa mengurangi kualitas rasa,” kata Andalina seperti dikutip dalam siaran persnya, Jumat (13/12/2024).
BACA JUGA: Dipamerkan saat KTT ASEAN 2023, Ini 5 Kerajinan Tangan Labuan Bajo
Selain itu, Ajinomoto juga membekali mahasiswa dengan wawasan mengenai tren kuliner yang memenuhi pedoman gizi seimbang. Ajinomoto Professional memperkenalkan lima menu inspiratif, seperti Beef Black Pepper Popia hingga Sushi Sandwich with Beef Maranggi Satay, yang dirancang oleh Chef Dedes Dwi Ratna Sari.
Andalina menambahkan, menu-menu ini mencakup kategori Asian, Western, dan Fusion, menawarkan peluang inovasi yang dapat diadaptasi ke berbagai bisnis kuliner.
“Kolaborasi ini adalah langkah penting untuk membekali mahasiswa sebagai calon pengusaha kuliner agar mereka mampu menciptakan menu yang tidak hanya lezat tetapi juga mendukung kesehatan masyarakat. Dengan konsep Bijak Garam, kami ingin memberikan dampak positif bagi generasi mendatang,” ujarnya.
Mahasiswa juga diajak membandingkan dua varian tori no suimono, sup ayam khas Jepang yang masing-masing menggunakan formulasi berbeda. Hasilnya, banyak mahasiswa menyadari bahwa penggunaan MSG dalam porsi tepat tidak hanya mempertahankan cita rasa tetapi juga memberikan manfaat kesehatan.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang pembelajaran tetapi juga inspirasi untuk membangun bisnis kuliner yang berorientasi pada kesehatan dan profitabilitas.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz