Gaya hidup minimalis sering kali disalahpahami sebagai sesuatu yang kaku dan membosankan. Padahal, minimalisme sejatinya adalah tentang menciptakan kehidupan yang lebih bermakna dengan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting.
Gaya hidup yang satu ini bahkan makin populer di kalangan Gen Z. Deloitte Global 2024 Gen Z and Millennial Survey menunjukkan banyak anak muda yang memiliki minat besar terhadap hidup minimalis karena diyakini mampu mengurangi stres dan mengelola keuangan lebih baik.
Sayangnya, masih banyak mitos seputar gaya hidup ini yang perlu diluruskan agar bisa melihat manfaat sebenarnya. Melansir The Downsizing Designer, berikut sejumlah mitos yang sering muncul tentang gaya hidup minimalis beserta faktanya:
BACA JUGA: Menutup Tahun dengan 20 Pertanyaan untuk Melatih Rasa Syukur
Minimalisme Berarti Menyiksa Diri Sendiri
Faktanya, minimalisme bukanlah tentang menahan diri atau hidup dengan serba kekurangan. Sebaliknya, gaya hidup ini adalah tentang memilih hal-hal yang benar-benar Anda butuhkan dan melepaskan yang tidak penting.
Dengan hidup lebih sederhana, Anda justru memiliki lebih banyak waktu, uang, dan kebebasan untuk fokus pada hal-hal yang benar-benar berarti. Entah itu keluarga, pengalaman baru, atau sekadar menikmati momen tanpa tekanan.
Minimalisme Itu Membosankan
Banyak yang mengira bahwa hidup minimalis berarti hidup tanpa warna dan monoton. Faktanya, saat Anda melepaskan barang-barang yang tidak diperlukan, Anda akan lebih menghargai apa yang tersisa.
Hidup sederhana kerap membawa kualitas hidup yang lebih baik. Dengan fokus pada hubungan dan pengalaman, Anda dapat menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil yang sebelumnya mungkin terabaikan dan menciptakan kehidupan yang lebih kaya secara emosional.
BACA JUGA: Menjaga Kedamaian Jiwa dengan Self-Preservation
Minimalisme Membuat Kehilangan Banyak Hal
Minimalisme bukanlah tentang kehilangan, melainkan tentang melepaskan. Dengan mengurangi barang-barang berlebihan dan berhenti terjebak dalam siklus konsumsi “lebih banyak, lebih besar, lebih baik,” Anda membuka pintu untuk kehidupan lebih damai dan tidak terlalu sibuk.
Saat Anda mulai berkata “tidak” pada hal-hal yang tidak esensial, Anda akan menemukan ruang untuk hal-hal yang benar-benar berarti, seperti rasa damai, kebebasan, dan kepuasan hidup.
Jika ingin mencoba hidup minimalis, Anda bisa memulainya dengan merapikan rumah secara bertahap, misalnya dari satu rak, satu laci, atau satu lemari. Fokuslah hanya pada barang yang benar-benar Anda butuhkan dan cintai.
Lakukan pula eksperimen untuk tidak membeli apa pun selain kebutuhan pokok selama satu hari, seminggu, atau bahkan satu bulan. Ini membantu Anda mengubah pola konsumsi dan mulai merasa cukup dengan apa yang sudah dimiliki.
Hindari kebiasaan yang tidak produktif, seperti terlalu lama di media sosial atau belanja impulsif. Dengan mengurangi distraksi, Anda bisa lebih fokus menikmati hidup dan mengurangi stres.
Editor: Ranto Rajagukguk