Perusahaan fintech peer to peer (p2p) lending, Amartha, kini semakin agresif dalam membantu pengusaha mikro perempuan di awal tahun 2019. Secara keseluruhan, mitra mereka di pedesaan mengalami peningkatan cukup tinggi. Pelaku usaha mikro perempuan yang mendapatkan pinjaman mereka sudah mencapai 207 ribu orang, terhitung Maret 2019.
Dana yang disalurkan diketahui mencapai Rp 900 miliar. Jumlah tersebut hampir mencapai dua kali lipat dari tahun 2018. Sebelumnya, penerima bantuan berjumlah 110.393 orang. Kenaikan tersebut terhitung cepat jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Selain menerima pendanaan, mereka juga mendapatkan pelatihan literasi keuangan, pemeriksaan kesehatan gratis, edukasi tentang lingkungan untuk memastikan mereka mampu mengelola keuangan dengan baik, usahanya terus berjalan dan tumbuh dan kualitas hidup mereka juga lebih baik,” ungkap Andi Taufan Garuda Putra, Founder dan CEO Amartha.
100 pengusaha mikro di Amartha adalah perempuan di pedesaan. Menyesuaikan dengan target pengembangan berkelanjutan yang digagas oleh PBB. Para pengusaha mikro perempuan Amartha berasal dari pelosok pedesaan, dan tidak laik perbankan karena tidak memiliki dokumen usaha resmi, sampai tidak memiliki riwayat kredit.
Oleh karena itu, mereka sulit mendapatkan pendanaan usaha dari bank atau lembaga keuangan konvensional lainnya. Agar bisa mengangkat kualitas hidup lebih banyak perempuan pengusaha mikro, Amartha, membuka point (cabang Amartha) di beberapa daerah. “Untuk menjangkau mereka, Amartha memiliki jaringan tim lapangan yang berkeliling mengendarai sepeda motor dan memberikan pelayanan serta pelatihan kepada kelompok-kelompok di wilayah kerjanya. ” ujar Taufan.