Indonesia sebagai penghasil biji kakao terbesar ketiga di dunia memiliki sektor kakao yang bertumbuh pesat dalam 30 tahun terakhir seiring dengan meningkatnya jumlah petani kakao kecil. Meski demikian, pertanian kakao Indonesia masih dihadapkan tantangan rendahnya rata-rata hasil panen per hektar bila dibandingkan rata-rata global.
Menjawab tantangan tersebut, Mondelez International membuka pusat penelitian tanaman kakao berskala global di Pasuruan, Jawa Timur. Maurizio Brusadelli, Executive Vice President Mondelez International mengatakan, sebagai perusahaan pengguna kakao terbesar di dunia, keberlanjutan pasokan kakao merupakan kunci pertumbuhan jangka panjang bagi Mondelez.
“Pusat penelitian ini tidak hanya betujuan untuk meneliti, tetapi juga mengembangkan praktik pertanian kakao yang efektif dan ramah lingkungan. Sehingga dapat menghasilkan panen berkualitas baik serta menciptakan sektor kakao berkelanjutan,” ungkap Maurizio.
Maurizio menambahkan pusat penelitian di Pasuruan ini juga sebagai tempat untuk memenuhi permintaan biji kakao untuk produk Mondelez International mengingat kakao sebagai bahan utama cokelat permintaannya terus meningkat.
Fasilitas Lengkap
Pusat penelitian kakao dari Mondelez International di Pasuruan atau Pasuruan Cocoa Technical Centre (PCTC) ini merupakan bagian dari jaringan pusat penelitian Mondelez International yang telah tersebar di berbagai wilayah di seluruh dunia.
PCTC menggabungkan fasilitas penelitian dan pengembangan yang ditunjang laboratorium serta area pasca panen dengan fasilitas agronomi yang meliputi area pembibitan dan modul penanaman seluas lima hektar. Nantinya, para ilmuwan dapat meneliti cara-cara pembudidayaan kakao yang paling optimal.
Praktik dan teknologi yang dihasilkan dari Pusat Penelitian Kakao ini dapat diterapkan oleh para petani kakao yang tergabung dalam Cocoa Life, sebuah program pemberdayaan petani kakao secara global dari Mondelez International.
Di Indonesia sendiri, program Cocoa Life telah berlangsung sejak tahun 2013 dan saat ini telah memberdayakan lebih dari 43 ribu petani kakao di delapan kabupaten yang tersebar di empat provinsi atau sekitar 25% dari total petani kakao di seluruh dunia yang menjadi bagian dari program tersebut.
“Fokus PCTC pada ilmu tanaman kakao dan solusi teknis yang mendorong praktik pertanian yang memberikan hasil panen tinggi, berkelanjutan, serta berketahanan. Ini juga menjadi wujud komitmen perusahaan untuk memasok 100% kebutuhan kako untuk produksi cokelat,” tutup Maurizio.
Editor: Ramadhan Triwijanarko