Mood swing atau perubahan suasana hati secara drastis memang merupakan salah satu gejala bipolar. Namun, faktanya hal ini tidak melulu mengindikasikan bahwa seseorang mengidap gangguan mental tersebut.
Meski sama-sama berada di bawah payung gangguan suasana hati atau mood disorder, pada dasarnya kedua kondisi ini mempunyai sejumlah perbedaan. Berikut penjelasannya yang dirangkum dari laman Hello Sehat:
Tentang Mood Swing
Mood swing didefinisikan sebagai perubahan suasana hati yang terjadi dengan cepat. Hal ini umumnya merupakan respons tubuh terhadap lingkungan dan situasi dalam keseharian, yang notabene Hal ini merupakan bagian normal dari kehidupan.
Salah satu penyebab mood swing adalah ketidakstabilan hormon. Perubahan level estrogen dan progesteron saat menopause atau jelang menstruasi, misalnya, bisa menimbulkan perubahan mood pada perempuan.
BACA JUGA: Hampa setelah Nonton Film, Pertanda Post Series Depression Syndrome
Sementara itu, pada laki-laki, kondisi tersebut terjadi akibat perubahan kadar hormon testosteron. Selain perubahan hormon, mood swing juga terjadi akibat kombinasi tingkat stres maupun beban kerja yang terlalu berat, kelelahan berlebihan, hingga kesulitan tidur.
Mood swing juga cenderung disertai dengan gejala fisik, terutama jika kemunculannya berkaitan dengan perubahan hormon. Ketika mengalami sindrom pramenstruasi, misalnya, akan muncul rasa tidak nyaman pada perut, kulit berjerawat, nyeri pada dada, hingga mual.
Kondisi ini bisa ditangani dengan pengobatan, seperti terapi hormon atau konsumsi obat-obatan tertentu. Selain itu, juga dapat ditangani dengan perubahan gaya hidup berupa makan makanan bergizi seimbang, rutin berolahraga, cukup tidur, dan mengontrol stres dengan baik.
Tentang Gangguan Bipolar
Perubahan suasana hati pada gangguan bipolar lebih ekstrem ketimbang mood swing. Suasana hati pengidapnya dapat berubah dari sangat bahagia (mania) menjadi sangat sedih (depresi) secara tiba-tiba.
Gangguan bipolar juga seringkali disertai dengan gangguan psikotik, yakni gangguan mental yang membuat seseorang merasa mendengar atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Ini pun terjadi mengikuti episodenya.
BACA JUGA: Waspada! Kebanyakan Tidur Bisa Jadi Pertanda Depresi
Ketika episode mania, pengidap gangguan bipolar bisa mendengar pujian-pujian untuk dirinya. Sementara itu, ketika episode depresi, mereka akan mendengar hinaan atau ejekan yang ditujukan kepadanya.
Gangguan bipolar disebabkan oleh banyak faktor, termasuk ketidakseimbangan zat kimia pada otak, keturunan, hingga riwayat peristiwa traumatis dalam hidup. Karena itulah, gangguan tersebut hanya bisa diobati dengan obat-obatan dan psikoterapi.
Pemberian obatnya pun akan disesuaikan episode yang sedang dialami oleh pengidapnya. Obat litium umumnya diberikan saat sedang mengalami episode mania, sedangkan obat antidepresan bisa diberikan bila pasien sedang mengalami episode depresi.
Itulah sejumlah perbedaan mood swing dan gangguan bipolar. Jika Anda merasa mengalami perubahan suasana hati, sebaiknya konsultasikan dengan psikolog atau psikiater alih-alih melakukan self-diagnose.
Editor: Ranto Rajagukguk