MRT Hadir, Properti di Jaksel Akan Semakin Mahal

marketeers article

Hadirnya sarana transportasi massal Mass Rapid Transit (MRT) memiliki dampak yang sangat nyata pada kenaikan harga properti. Keberadaan koridor transportasi baru atau perubahan sistem transportasi massal akan meningkatkan potensi investasi properti di suatu wilayah.

Menurut Country Manager Rumah.com Marine Novita, terealisasinya MRT Jakarta Fase I akan mendongkrak harga properti karena akan meningkatkan konektivitas, akses masyarakat, dan mengurangi waktu perjalanan. Harga tanah dan aset properti di sekitar wilayah Jalan Thamrin, Sudirman, Blok M, Fatmawati dan TB Simatupang yang dilalui jalur MRT ini akan terdongrak

“Wilayah sekitar Lebak Bulus dan TB Simatupang bisa menjadi kawasan pusat niaga baru di Jakarta Selatan,” ujarnya.

Perkembangan properti di Jakarta Selatan juga tak lepas dari faktor perkembangan properti di ruas jalan TB Simatupang, yang berubah menjadi kawasan bisnis baru. Kemunculan gedung-gedung perkantoran baru diimbangi dengan munculnya hunian-hunian baru, khususnya apartemen. Sebut saja Arumaya, Izzara, ataupun Midtown Residence, yang terletak tepat di ruas jalan TB Simatupang.

Kemudian ada pula yang sedikit menjorok ke dalam seperti Apple Residence di jalan Jatipadang, serta satu dari sedikit landed house baru di sekitar Simatupang, yakni Simatupang Residence, yang terletak di kawasan Pasar Minggu, sekitar 600 meter dari jalan TB Simatupang. Untuk apartemen, harga unit studio-nya sudah berada pada kisaran Rp 1 miliar ke atas sementara rumah tapak dimulai pada kisararn Rp 4 miliaran.

Pilihan yang lebih terjangkau ada di sekitar area Ciputat, ruas jalan Ir. H. Juanda-Dewi Sartika-Otista Raya. Apartemen Seperti Green Lake View, Bailey’s Lagoon, City Light, dan The Spring masih menawarkan tipe studio dengan harga mulai Rp 300 jutaan. Sementara untuk rumah tapak, harga unit di perumahan cluster di kawasan Ciputat dimulai pada kisaran Rp 1 miliaran.

Menurut Marine, kehadiran MRT Jakarta juga bisa mendorong masyarakat yang selama ini tinggal di pinggiran Jakarta untuk kembali tinggal di tengah kota. Apalagi menurut data Diskominfo DKI Jakarta, kepadatan penduduk di kelurahan-kelurahan yang memiliki stasiun MRT rata-rata kurang dari setengah dari kepadatan per kelurahan di DKI Jakarta yaitu 22,483 jiwa/km. Sehingga bisa dijadikan agenda pemerintah untuk melakukan pemerataan kepadatan penduduk ke wilayah yang kepadatannya masih rendah dan dekat dengan stasiun MRT.

Hasil survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H1 2019 menunjukkan 76% responden survei menempatkan kedekatan dengan transportasi publik menempati posisi teratas sebagai faktor pertimbangan untuk membeli properti selain pertimbangan tentang lokasi, keamanan, infrastruktur dan fasilitas, harga per meter persegi serta kemampuan finansial.

“MRT Jakarta akan berdampak positif dan bisa mendongkrak industri properti yang ada di Jakarta karena bisa memunculkan pusat-pusat hunian, bisnis dan komersial baru. Selain itu akan juga bisa meramaikan wilayah selatan Jakarta dan Tangerang Selatan yang memiliki kedekatan akses menuju stasiun MRT,” pungkasnya.

Editor: Sigit Kurniawan

Related