Mudahkan Pelanggan, Go-Jek Luncurkan Aplikasi

marketeers article

Tanpa pernah disadari, ojek menjadi salah satu solusi transportasi instan ketika menghadapi kemacetan di Jakarta. Walaupun sering digunakan sebagai solusi kemacetan, ojek sering tampil dengan standar tampilan dan layanan ala kadarnya. Jaket lusuh, helm bau, dan tarif seenaknya supir ojek. Namun, sebuah inovasi dilakukan oleh Nadiem Makarim melalui Go-Jek untuk merubah layanan ojek layaknya sarana transportasi kelas atas..

Go-Jek mulai beroperasi sejak tahun 2011, baru pada awal 2015 ini Go-Jek meluncurkan aplikasi untuk perangkat Android dan iOs. Go-Jek adalah salah satu lompatan inovatif dalam dunia transportasi yang mengubungkan antara teknologi dengan transportasi tradisional. Hanya dengan menggunakan layanan aplikasi dari perangkat iOs dan Android, konsumen bisa mengetahui keberadaan supir ojek beserta nama dan nomer telepon serta harga pasti dari ongkos tanpa harus tawar menawar terlebih dahulu.
 
“Go-Jek mobile app ini dapat membuat antara pengemudi ojek dengan penumpangnya melakukan interaksi. Hal ini semakin meningkatkan reputasi ojek dari sekedar sarana transportasi darurat menjadi alat transportasi serbaguna,” ujar Nadiem Makarim, CEO PT Go-Jek Indonesia.
 
Selain bertugas untuk mengantarkan penumpang, Go-Jek juga memberikan layanan instant courier dan shopping. Layanan instant courier merupakan layanan antar jemput barang yang dapat dipantau langsung oleh konsumen secara realtime, bahkan Go-Jek memprediksikan layanan antar dalam kota akan sampai dalam waktu 70 menit. Sementara layanan shopping, Go-Jek akan menalangi biaya belanja hingga nominal Rp 1 juta, yang kemudian akan diantarkan ke alamat pemesan.
 
Ide awal ojek adalah untuk mendorong perubahan pada sektor tranportasi informal seperti ojek yang biasa bekerja secara serabutan agar mendapatkan pendapatan dan cara bekerja yang lebih baik. “Ojek itu image-nya kotor dan bau, padahal ojek itu industri transportasi informal yang sangat valuable,” tambah Nadiem.
 
Untuk merubah image tersebut, para pengendara Go-Jek disertai dengan jaket dan helm khusus sebagai citra dan jati diri dari Go-Jek. Selain itu, konsumen juga diberikan dengan masker dan penutup rambut khusus sebagai bentuk pelayanan kepada penumpang. Hal tersebut juga merupakan branding Go-Jek agar lebih dikenal oleh masyarakat sebagi perusahaan yang mengkolaborasikan teknologi dan transportasi.
 
Saat ini Go-Jek sudah memiliki jaringan 1000 armada yang tersebar di Jakarta dan wilayah sekitarnya seperti Depok, Tangerang, Serpong, dan Bekasi. “Dengan tiga pilar kami yakni Speed, Innovation, dan Social Impact maka Go-Jek adalah bentuk revolusi logistik dan industri informal di Indonesia,” tutup Nadiem

Related