PT Metropolitan Land Tbk (Metland) mengungkapkan akan lebih serius membangunan unit apartemen dalam menggenjot pendapatan berulangnya selama lima tahun ke depan. Terhitung hingga tahun 2020, Metland telah mencanangkan 18 proyek baru. Setengah dari proyek itu adalah proyek apartemen. Sisanya adalah proyek rumah tapak, mal, dan hotel.
Nanda Widya, Presiden Direktur Metland kepada Marketeers mengatakan, tahun ini pihaknya akan meningkatkan pendapatan berkelanjutan atawa recurring income dari bisnis sewa kantor, mal, dan hotel mencapai di atas 30%. “Tahun 2014, recurring income telah mencapai 31% dari total pendapatan. Tahun ini naik sekitar 32-33% Dengan cara menambah mal, otomotis recurring income akan naik,” kata Nanda yang pada tahun lalu telah melakukan peletakan batu pertama pembangunan Metropolitan Transyogi, mal pertama di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.
Alasan Metland lebih serius menggarap apartemen strata, lanjut Nanda, karena meningkatnya kebutuhan hunian untuk kelas menengah. Di sisi lain, daya beli level konsumen menengah semakin sulit dalam membeli rumah tapak lantaran harga rumah terus melambung tinggi. “Jika harga rumah Rp 800 juta, dan kami membangun apartemen yang belokasi tak jauh dari tempat itu seharga Rp 400 juta, konsumen pun bisa mencicil hunian lebih ringan,” ujarnya sembari menegaskan bakal fokus membangun apartemen di kota-kota penyangga Jakarta, seperti Bekasi, Tangerang, dan Bogor.
Keseriusan Metland membangun apartemen mengemuka saat pihaknya bakal membangun apartemen pertama di Kota Lampung, Sumatera Selatan. Rencananya, Metland akan mendirikan satu gedung apartemen berisi 190 unit kamar yang pembangunanya mulai dilakukan pada kuartal ketiga 2015. Di Cileungsi, selain membangun mal pertama di daerah itu, Metland juga bakal membangun apartemen strata.
Tak hanya itu, perusahaan berkode MLTA di Bursa Efek Indonesia itu juga mengembangkan kawasan terpadu di Puri, Jakarta Barat, dengan nama Metland Cyber City. Bersama investor asal Singapura, Metland akan membangun kawasan komersial, meliputi residensial, hotel, perkantoran, dan apartemen dengan luas lahan mencapai 60 hektare. Pada April dan Mei mendatang, Metland bakal lebih dulu menawarkan 66 unit residensial mewah di kawasan itu dengan harga per unit Rp 3,5 miliar hingga Rp 5 miliar.
Untuk memuluskan seluruh langkah itu, Metland telah menyiapkan capex (belanja modal) tahun ini sebesar Rp 550 – 650 miliar. Nanda mengakui, belanja modal tahun ini tak besar lantaran biaya pembebasan lahan proyek-proyeknya itu sudah dilakukan sejak lama.
Mengutip laporan keuangan perusahaan, sepanjang tahun 2014, Metland berhasil meraih pendapatan Rp 1,11 triliun, atau naik 29,82% dari Rp 854,97 miliar pada tahun 2013. Kinerja positif ini mendongkrak perolehan laba perseroan tahun lalu menjadi Rp 267,04 miliar dari Rp 241,21 miliar pada akhir 2013.