Multisensory Marketing: Strategi Bikin Brand Makin Diingat Konsumen

profile photo reporter Ratu Monita
RatuMonita
08 November 2024
marketeers article
Ilustrasi. (Sumber: 123rf)

Beberapa tahun terakhir, multisensory marketing menjadi strategi andalan para merek untuk memikat hati para konsumen. Dengan menawarkan pengalaman imersif, taktik ini dipilih untuk membantu meningkatkan performa perusahaan.

Anda tentu sering melihat beragam pameran atau instalasi unik dari banyak brand di pusat perbelanjaan. Bukan hanya menampilkan visual desain yang menarik, para pemasar juga menghadirkan pengalaman yang memanjakan kelima indra secara langsung, mulai dari penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan perasa.

Dengan kata lain, sensory marketing berusaha untuk memanfaatkan sifat manusia yang merespons lingkungan multisensori untuk mencapai tujuan pemasaran. Melalui strategi ini, brand berupaya untuk memberikan pengalaman berbelanja yang lebih menyenangkan dan dapat mencuri perhatian konsumen.

BACA JUGA Strategi SeaBank Tonjolkan Keunggulan lewat Content Marketing

Strategi multisensory marketing diyakini dapat memperkuat brand di benak konsumen, membangun loyalitas konsumen, dan meningkatkan penjualan.

Artinya, sensory marketing bekerja dengan mengoptimalkan pengalaman multisensori pelanggan dalam berinteraksi dengan brand atau produk. Cara kerja sensory marketing dapat dijelaskan dalam beberapa tahap, yaitu:

1. Identifikasi target audiens

Melakukan riset mengenai target audiens dan brand menjadi hal yang penting sebelum menjalani multisensory marketing. Ini melibatkan penentuan profil pelanggan ideal dan nilai-nilai brand yang ingin disampaikan melalui pengalaman multisensori.

Mengutip dari Fast Company, dengan memahami persona audiens akan memudahkan dalam penyampaian pesan yang tepat saat menawarkan pengalaman multi-dimensi.

2. Pengembangan strategi multisensori

Selanjutnya, strategi multisensori dikembangkan untuk menciptakan pengalaman yang konsisten dan menarik bagi pelanggan. Hal ini melibatkan penggunaan elemen-elemen, seperti warna, suara, aroma, dan tekstur untuk menciptakan suasana hati yang sesuai dengan merek atau produk.

BACA JUGA Bidik Sektor PR dan Marketing, Kazee Rilis Kazee AI

3. Implementasi strategi

Kemudian, melibatkan implementasi strategi multisensori dalam praktik. Misalnya, penggunaan lampu, musik, dan aroma dalam toko atau penggunaan elemen-elemen multimedia dalam kampanye iklan.

4. Pengukuran hasil

Terakhir, indikator keberhasil dari multisensory marketing dapat dilihat dari beberapa aspek. Mulai dari perilaku konsumen, seperti peningkatan penjualan, kesetiaan pelanggan, dan brand awareness.

Sementara itu, untuk kanal digital, hal tersebut dapat dilihat dari partisipasi audiens, engagement konten, dan pengenalan merek. Nantinya, data ini menjadi dasar untuk strategi dan pesan pada masa mendatang.

Bagi Anda yang ingin mengetahui lebih dalam strategi pemasaran multisensori yang tepat, segera ikuti MarkPlus Conference 2025 yang akan diselenggarakan di Grand Ballroom, The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place pada tanggal 5 Desember 2024! Dapatkan tiketnya di sini.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS