Tentunya pekan lalu jagat bisnis dunia dikejutkan dengan pengumuman Google yang membuat sebuah perusahaan induk bernama Alphabet. Sebenarnya mau apa lagi sih Google? Lalu, dengan adanya Alphabet apakah kita harus mengganti istilah Googling menjadi Alphabeting? Kurang enak diucapkan tentunya.
Kalau ditilik lagi, sebenarnya tidak ada yang berubah dengan pengumuman dari Google pada Senin pekan lalu (10/8/2015). Google tetap saja Google. Kita mencari sesuatu tetap melalui Google Search. Menggunakan layanan Google Now juga tetap mengucapkan 'Ok Google' tidak lantas menjadi 'Ok Alphabet”.
Sebenarnya Alphabet diciptakan untuk menjadi induk utama dari bisnis Google selama ini. Alphabet merupakan salah satu langkah restrukturasi perusahaan. Tentunya di bawah Alphabet tidak hanya ada Google. Selain Google juga akan ada Life Sciences, Google X Lab, Google Ventures dan Google Capital. Semua perusahaan ini nantinya akan berada di bawah payung Alphabet sesuai dengan fokus bisnis mereka. Google juga masih akan fokus pada bisnis produk Internet, seperti Android, YouTube, Google search, dan iklan.
Alphabet akan dipimpin oleh Larry Page dan Sergey Brin. Dua orang ini notabenenya adalah pendiri dari Google. Larry Page sebagai CEO dan Sergey Brin menjadi Presiden. Posisi CEO Google akan dipegang oleh Sundar Pichai.
Sebenarnya ini langkah yang umum dan sangat wajar bagi sebuah perusahaan untuk melakukan restrukturasi unit bisnis mereka. Hanya saja restrukturasi ini berasal dari perusahaan teknologi terbesar dan paling ditakuti di dunia, Google. Sehingga banyak orang berspekulasi akan bisnis Google. Toh, pada akhirnya bisnis Google akan tetap pada produk internet. Hanya saja dengan mendirikan Alphabet tentu Larry Page dan Sergey Brin memiliki ambisi dan misi besar untuk menjadikan Alphabet sebagai perusahaan yang besar sekaligus ditakuti di industri teknologi. Mereka tentu memiliki pertimbangan strategis dan futuristik terkait masa depan raksasa digital ini.
Seperti apa pendapat Anda?