PT Waskita Karya (Persero) Tbk membukukan laba bruto sebesar Rp 1,03 triliun sepanjang kuartal III tahun 2024. Perseroan meraih kenaikan laba sebesar 33,18% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Muhammad Hanugroho, Direktur Utama Waskita Karya menjelaskan pada kuartal III tahun lalu, laba yang didapatkan perseroan hanya sebesar Rp 773,93 miliar. Selain itu, ada pula kenaikan dari sisi nilai Gross Profit Margin (GPM) sebesar 15,19% (yoy).
BACA JUGA: Waskita Karya Raih Kontrak Pembangunan Bendungan Rp 1,5 Triliun
Untuk EBITDA perusahaan, tercatat mengalami kenaikan tajam sebesar 141% dari yang mulanya Rp 252 miliar menjadi Rp 609 miliar per September 2024.
“Waskita berkomitmen untuk menjaga sustainability bisnis pasca penandatanganan restrukturisasi 21 kreditur perbankan dengan nilai outstanding sebesar Rp 26,37 triliun yang merupakan bagian dari kesepakatan dalam Master Restructuring Agreement (MRA),” tutur sosok yang akrab disapa Oho melalui keterangan resmi, Kamis (28/11/2024).
BACA JUGA: Jalankan Transformasi, Waskita Karya Fokus Penyelesaian Proyek
Menurutnya, perseroan juga telah menyetujui Pokok Perubahan Perjanjian KMK Penjaminan (KMKP) oleh lima kreditur perbankan sebesar Rp 5,2 triliun. Upaya restrukturisasi itu mendapat dukungan penuh dari Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan.
Waskita juga telah mendapatkan persetujuan atas tiga dari empat seri obligasi non-penjaminan, yang mana sudah dilakukan pembayaran atas kupon restrukturisasi dan kupon standstill.
Terkait satu seri obligasi non-penjaminan yang belum mendapat persetujuan, kata dia, perseroan terus melakukan komunikasi intensif kepada pemegang obligasi dan Wali Amanat. Langkah itu guna mencapai persetujuan pada Rapat Umum Pemegang Obligasi selanjutnya.
Menghadapi perkembangan digital yang semakin canggih, Oho menyatakan Waskita terus berinovasi menggunakan teknologi dalam membangun proyek. Misalnya penggunaan Building Information Modelling (BIM) yang dapat membantu pembangunan proyek secara lebih efisien serta Artificial Intelligence (AI) Pavement Crack Detection untuk mendeteksi objek kerusakan jalan.
Waskita turut menerapkan Environmental Social Governance (ESG) dalam setiap lini proses bisnis. Pada pilar environmental, perseroan menggunakan Green Products, Green Materials, dan mengurangi Emisi Karbon melalui Reforestation.
Lalu terkait social, diterapkan kebijakan Respectful Workplace Policy, meningkatkan kapabilitas dan kesadaran ESG di lingkungan kerja, juga menggelar pelatihan guna meningkatkan pemahaman kapabilitas pegawai terkait Dekarbonisasi. Sementara itu, pada sisi governance, Waskita berkomitmen mengimplementasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan, Sistem Pengendalian Gratifikasi, Pedoman Whistleblowing System (WBS), sekaligus assessment Good Corporate Governance (GCG).
Nantinya, kata Oho, Waskita akan berfokus pada lima rencana strategis. Pertama stabilitas keuangan, kedua kembali ke core business sebagai perusahaan penyedia jasa konstruksi, dan ketiga melakukan divestasi di sisa sepuluh ruas jalan tol, keempat memperkuat tata kelola dan manajemen risiko perusahaan yang bertanggung jawab.
“Terakhir, kami berkomitmen untuk terus melanjutkan peningkatan kualitas human resources insan Waskita di mana dalam bisnis jasa konstruksi human resources sebagai kunci utama dalam menjalankan proses bisnis. Peningkatan Kompetensi diantaranya melalui Sertifikasi Kompetensi Kerja (SKK), pelatihan dan peningkatan kompetensi di seluruh lini industri jasa konstruksi,” katanya.
Waskita tetap optimistis dapat meningkatkan pencapaian nilai kontrak baru. Ada beberapa strategi kunci yang Perseroan siapkan, di antaranya fokus pada pasar baru dengan menyasar berbagai proyek BUMN, BUMD, dan swasta.
Editor: Ranto Rajagukguk