PT Bank BTPN Tbk meraih pertumbuhan laba sebesar 7% pada kuartal I tahun 2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Adapun laba bersih yang dibukukan perusahaan mencapai Rp 805 miliar.
Henoch Munandar, Direktur Utama Bank BTPN menuturkan pada kuartal I tahun lalu, laba bersih yang didapatkan perusahaan hanya Rp 752 miliar. Catatan positif ini didapatkan seiring dengan tren pemulihan ekonomi nasional yang kian menguat dan optimisme masyarakat terhadap geliat perekonomian memasuki masa endemi.
BACA JUGA: RUPST BTPN: Tebar Dividen 20% hingga Ganti Direksi dan Komisaris
“Bank BTPN berhasil menorehkan pertumbuhan laba bersih pada kuartal awal 2023. Pencapaian awal tahun ini akan mendukung kinerja baik Bank BTPN untuk terus tumbuh,” kata Henoch melalui keterangannya, Rabu (3/5/2023).
Menurutnya, pertumbuhan laba bersih ini terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan operasional sebesar 3% dan penurunan biaya kredit sebesar 4% secara tahunan (yoy). Peningkatan pendapatan operasional didorong oleh naiknya pendapatan bunga sebesar 26% (yoy) sejalan dengan peningkatan kredit di segmen korporasi dan pembiayaan syariah dan naiknya pendapatan operasional lainnya sebesar 4% (yoy).
BACA JUGA: Salurkan Kredit Rp 146,12 Triliun, NPL Bank BTPN Hanya 1,43%
Bank BTPN melaporkan permintaan kredit yang terus bertumbuh. Kredit di segmen korporasi dan usaha kecil dan menengah masing-masing meningkat sebesar 7% yoy dan 14% yoy, sementara pembiayaan syariah tumbuh sebesar 11% yoy.
Total kredit yang disalurkan Bank BTPN per akhir Maret 2023 mengalami peningkatan sebesar 5% yoy menjadi Rp 149,90 triliun dari Rp1 42,37 triliun per akhir Maret tahun lalu. Bank BTPN berhasil menjaga kualitas kredit tetap baik, seperti tercermin dari rasio gross non-performing loan (NPL) yang berada di level 1,38% akhir Maret 2023, turun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,40% dan masih relatif rendah dibanding rata-rata industri yang tercatat sebesar 2,6% pada akhir Februari 2023.
“Kami turut berbangga bahwa performa positif bank juga didukung oleh permintaan kredit yang terus bertumbuh. Meskipun begitu, kami senantiasa berkomitmen untuk terus mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam setiap keputusan bisnis,” ujarnya.
Henoch menambahkan biaya kredit menurun sebesar 4% (yoy) menjadi Rp 416 miliar pada triwulan I tahun 2023. Bank BTPN terus memantau kualitas kredit nasabah, mengelola restrukturisasi kredit, dan menjaga kecukupan pencadangan biaya kredit.
Pendapatan bunga bersih naik sebesar 3% (yoy) menjadi Rp 2,94 triliun sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, dari Rp 2,85 triliun pada periode yang sama tahun lalu, didukung oleh pertumbuhan kredit. Sementara itu, beban bunga mengalami peningkatan, terutama karena kenaikan bunga deposito dan beban bunga dalam mata uang asing sebagai dampak dari kenaikan US Federal rate.
Bank BTPN menyesuaikan kebutuhan dana pihak ketiga (DPK) dengan kebutuhan pendanaan kredit dan likuiditas, sehingga DPK tercatat meningkat 9% (yoy) menjadi Rp 116,37 triliun pada akhir Maret 2023, dari Rp 106,73 triliun pada akhir Maret 2022. Pertumbuhan DPK disebabkan oleh peningkatan saldo deposito sebesar 10% (yoy) menjadi Rp 76,81 triliun, dari Rp 69,71 triliun, dan juga peningkatan saldo current account savings account (CASA) sebesar 7% (yoy) menjadi Rp 39,57 triliun, dari Rp 37,02 triliun.
Sementara itu, rasio CASA turun dari 34,7% menjadi 34,0%. Bank BTPN juga melaporkan peningkatan aset sebesar 6% (yoy) menjadi Rp 204 triliun pada akhir kuartal I tahun 2023, dari Rp 192,38 triliun.
Perusahaan juga menjaga rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) mencapai 240,66% dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) 126,65% pada 31 Maret 2023. Perseroan mencatat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) 29,3%.
Editor: Ranto Rajagukguk