Pandemi memang memberikan dampak buruk di berbagai aspek kehidupan. Akibatnya, kehidupan berubah dan memaksa manusia untuk beradaptasi dengan tatanan kehidupan baru. Meskipun begitu, tidak sedikit yang menganggap pandemi merupakan blessing in disguise. Karena kondisi ini, ada banyak hal yang sebelumnya diabaikan, kini mulai disadari untuk dilakukan, bahkan ditingkatkan.
Salah satunya kebutuhan gizi dalam tubuh. Jika sebelumnya gizi hanya dipertimbangkan kecukupannya sebagai pendukung tumbuh kembang, namun di masa pandemi ini membuat kesadaran perlunya kecukupan gizi untuk menjaga daya tahan tubuh dan investasi diri masa depan.
Kondisi ini dilirik oleh Nestlé Indonesia sebagai saat yang tepat untuk meningkatkan pemahaman gizi kepada konsumennya, terutama gizi mikro. Johanlie Aliffin, Category Marketing Manager Dairy Nestlé Indonesia mengatakan bahwa pandemi membuat kesadaran masyarakat terhadap imunitas meningkat.
“Faktor pembangun imunitas bukan hanya kualitas kebersihan tubuh, tapi juga kualitas tubuh dari dalam. Gizi baik makro dan mikro merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. Dengan kualitas makanan dengan pemenuhan gizi cukup, maka sistem imunitas akan tumbuh baik dari dalam tubuh. Inilah mengapa kondisi pandemi menjadi momentum yang tepat untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya kandungan gizi,” papar Johan.
Momentum ini kemudian dimanfaatkan oleh Nestlé untuk meluncurkan produk baru, Nestlé IDEAL yang berfokus pada pemenuhan gizi mikro sekaligus aktivasi masif Nutrisi Keliling IDEAL mengenai kebutuhan gizi mikro. Gizi mikro yang merupakan jenis gizi di luar kebutuhan karbohidrat, protein, dan lemak merupakan faktor penting yang harus dipenuhi tubuh. Vitamin dan mineral yang merupakan bagian dari gizi mikro, kata Johan, tidak hanya baik untuk pembangunan imun, tapi juga mendukung tumbuh kembang baik untuk anak-anak.
“Pemenuhan gizi baik makro atau mikro memang mengacu pada Angka Kecukupan Gizi (AKG) masing-masing, namun di Indonesia AKG ini memang tidak terpenuh secara seimbang. Dengan adanya pandemi dan edukasi yang dilakukan Nestlé Ideal, diharapkan kesadaran untuk memenuhi gizi mikro terus terbangun,” tambah Johan.
Hingga kini, aktivasi penjelasan kebutuhan gizi mikro yang dilakukan door to door dengan protokol kesehatan ini telah mengedukasi masyarakat di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat. Johan mengungkapkan pihaknya menargetkan edukasi kepada 1 juta Ibu di Indonesia.
“Alasan dilakukan aktivasi door to door adalah pertimbangan agar pengetahuan yang diberikan dapat membekas dan bisa langsung dipraktikkan. Selain itu, hal ini menghindari berkumpulnya massa yang tidak hanya risiko terhadap penularan virus, tapi juga berisiko pengetahuannya tidak dapat diserap maksimal,” tutup Johan.
Editor: Ramadhan Triwijanarko