PT Nestlé Indonesia (Nestlé) kian optimistis menggarap peluang bisnis di Indonesia. Hal ini tercermin dari langkah Nestlé untuk menanam investasi tambahan mencapai US$100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun di Indonesia. Penambahan nilai investasi ini berangkat dari pertumbuhan industri makanan dan minuman (6,77%) yang melampaui pertumbuhan ekonomi nasional (5,07%) pada triwulan I tahun 2019.
Ekspansi yang dilakukan oleh PT Nestlé Indonesia itu mencakup tiga pabrik mereka yang berlokasi di Karawang, Pasuruan, dan Bandar Lampung.
Di pabrik Karawang, PT Nestlé Indonesia memproduksi minuman cair (Milo). Sementara, di pabrik Pasuruan diproduksi susu cair (Bear Brand), dan pabrik Bandar Lampung memproduksi bumbu masak (Maggi). Peningkatan investasi ini menambah total kapasitas produksi Nestlé Indonesia dari 620 ribu ton per tahun menjadi 775 ribu ton per tahun (naik 25%).
Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia Dharnesh Gordhon mengatakan, pihaknya melihat kesempatan bisnis di Indonesia semakin kondusif dengan diiringi pertumbuhan permintaan konsumen terhadap produk-produk makanan dan minuman yang bergizi dan berkualitas tinggi.
“Melalui investasi ini, kami berharap dapat meningkatkan produktivitas petani dan peternak sebagai pemasok bahan baku kami, dan juga kualitas produksi, yang selaras dengan tujuan kami untuk meningkatkan kualitas hidup dan berkontribusi untuk masa depan yang lebih sehat,” papar Dharnesh Karawang, Jawa Barat, Rabu (31/07/2019).
Kementerian Perindustrian mencatat, pada triwulan I tahun 2019, pertumbuhan industri makanan dan minuman mencapai 6,77% atau di atas pertumbuhan ekonomi yang menyentuh di angka 5,07%. Selain itu, industri makanan dan minuman berkontribusi sebesar 35,58% terhadap PDB industri nonmigas.
Selanjutnya, industri makanan dan minuman memberikan sumbangsih signfikan terhadap peningkatan nilai investasi sebesar US$383 juta (PMA) dan Rp8,9 triliun (PMDN) pada paruh pertama tahun ini. Total penyerapan tenaga kerja industri makanan dan minuman mencapai 1,2 juta orang.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan, pihaknya terus mendorong peningkatan konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia, yang masih sekitar 16,9 kg per kapita per tahun.
“Potensi pertumbuhan industri pengolahan susu di Indonesia masih sangat tinggi. Apalagi, kami mengetahui dalam pemenuhan bahan baku, PT Nestlé Indonesia telah melakukan kemitraan selama lebih dari 40 tahun dengan kurang lebih sebanyak 50 ribu peternak sapi perah, petani kopi, kakao, dan beras dengan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas bahan baku. Pemerintah mengapresiasi business model ini dan akan menggunakan model Nestle untuk pengembangan peternak di Indonesia,” tutur Airlangga.
Editor: Sigit Kurniawan