Nilai Ekonomi Asian Games 2018 Diprediksi Rp 45,1 Triliun

marketeers article

Pelaksanaan Asian Games 2018 diprediksi memberi dampak positif perekonomian. Dan hal ini berlaku secara menyeluruh. Cash flow-nya event ini terhadap perekonomian diprediksi mencapai Rp 45,1 triliun. Nilai ini akan terus mengalir meski kegiatan olahraga multievent ini sudah berakhir.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, Asian Games adalah momentum yang bagus. “Penyelenggaraan Asian Games ini sangat positif. Dampaknya terhadap perekonomian bagus. Untuk itu, masyarakat harus mendukung event ini agar sukses. Sebab, dampak langsungnya bisa dirasakan oleh masyarakat,” ungkap Bambang.

Dari kajian yang dilakukan Bappenas, Asian Games 2018 akan memberikan dampak langsung Rp3,6 triliun. Venue di Jakarta memberikan kontribusi 70% dengan spending peserta mencapai Rp 2,5 triliun. Dengan konsentrasi penyebaran pengunjung 30%, Palembang berkontribusi Rp 1,1 triliun. “Perputaran uang di venue Jakarta memang lebih kencang. Sebab, mayoritas event berada di sana,” ujarnya lagi.

Dari total dampak langsung Rp 3,6 triliun tersebut, supporter atau wisatawan memberi kontribusi besar. Porsinya mencapai 88%. Untuk pengeluaran atlet sekitar 4,67%, awak media berkontribusi 3,96%, dan ofisial mencapai 2,34%. Sukarelawan juga berpengaruh 0,77%. “Semua lini berkontribusi terhadap eknomi. Jumlah terbesar memang dari pengunjung dan wisatawan,” ujar Bambang.

Selama berada di Indonesia, supporter atau wisatawan mancanegera ini memiliki spending besar. Untuk komponen akomodasi saja, bisa mendatangkan income Rp 1,3 triliun bagi lokal. Transportasi berkontribusi Rp 640 miliar, lalu ada Rp 628 miliar dari aktivitas kuliner. Wisata belanja berkontribusi Rp 560 miliar dan kegiatan hiburan Rp 280 miliar.

“Peluang ekonomi harus dioptimalkan. Untuk itu, promosi Asian Games dan pariwisata harus tepat sasaran. Ada sedikit kemudahan masuk ke Indonesia. Aksesibilitas menuju venue juga harus prima,” tuturnya lagi.

Dampak positif juga diberikan Asian Games dari lini lainnya. Investasi besar Rp34 triliun untuk sektor infrastruktur jelas akan mendukung perekonomian selamanya. Anggaran besar ini digunakan untuk pembangungan Light Rapid Transit (LRT), wisma atlet, hingga pengembangan Stadion Utama Gelora Bung Karno juga Stadion Jakabaring. Belum lagi biaya operasional penyelenggaraan Rp7,2 triliun.

Bambang juga menambahkan, Indonesia bisa mendapatkan manfaat non ekonomi dari multievent. Contoh paling jelas digambarkan Korea Selatan (Korsel). Menjadi tuan rumah beberapa multievent, citra Korsel pun terangkat. “Korsel sukses mengangkat profil negara dan ekonominya melalui banyak event internasional,” kata Bambang lagi.

Serupa dengan Australia yang kerap jadi tuan rumah event level dunia. Salah satunya tuan rumah Olimpiade Musim Panas ke-27. Saat itu, ekonomi di New South Wales (NSW) ikut terangkat USD 490 Juta. Dilihat dari present event, Olimpiade memberikan dampak bagi Australia hingga USD 6,5 miliar. Terbukanya lapangan pekerjaan 5.300 di NSW, lalu 7.500 per tahun di Australia.

Income besar juga diterima London, Inggris, saat menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas ke-30, 2012 silam. Multievent ini memberikan efek perekonomian luar biasa karena penyumbang PDB hingga USD16,5 Miliar selama 12 tahun periode. Komposisinya 82% dari free event, lalu 12% melalui pariwisata. Spending langsung hanya 6%.

Menteri Pariwisata Arief Yahya juga optimistis Indonesia menikmati dampak positif dari pelaksanaan Asian Games 2018. “Event internasional ini selalu memberikan pengaruh positif terhadap perekonomian. Ada banyak sektor yang akan terangkat. Efek positif jangka panjang tentu dirasakan oleh sektor pariwisata. Event ini menjadi peluang branding yang potensial. Jadi, keberlanjutan manfaat pascaevent ini akan terjaga,” tutup Menteri Pariwisata Arief Yahya.

    Related