Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) melaporkan sepanjang semester I tahun 2024 nilai ekspor industri kreatif Indonesia mencapai US$ 12,36 miliar atau setara Rp 197,8 triliun. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 4,46% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM menjelaskan ekspor kriya termasuk sebagai salah satu komoditas yang mendominasi dengan nilai US$ 4.755,79 juta. Dia menyebut sektor kriya termasuk dalam tiga subsektor unggulan ekonomi kreatif Indonesia dengan kontribusi 15% terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.
BACA JUGA: Lewat Telkomsel Awards 2024, Telkomsel Kian Engage dengan Pelaku Industri Kreatif
“Peluang sektor kriya Indonesia ini tidak hanya akan memperkuat posisi Indonesia dalam industri perabot, tetapi juga akan memberikan kontribusi nyata terhadap upaya global untuk mengurangi penggunaan plastik,” kata Teten, dikutip Kamis (3/10/2024).
Teten mengapresiasi langkah yang dilakukan Association of Exporters and Producers of Indonesian Handicraft (ASEPHI) dalam menggelar pameran produk UMKM Inacraft. Pasalnya, langkah ini bisa menjadi wadah pengembangan produk kriya.
BACA JUGA: Minim Pendanaan, Ekuid Bidik Pasar Industri Kreatif
Teten juga mengapresiasi upaya ASEPHI yang mewadahi dan memfasilitasi para pengusaha muda untuk terlibat aktif dalam pameran Inacraft tersebut. Hal ini dapat menjadi poin penting dalam upaya menumbuhkan semangat entrepeneur muda yang inovatif dan berdaya saing.
Ini juga sejalan dengan program KemenKopUKM untuk meningkatkan rasio kewirausahaan dari kalangan milenial ke level ideal sebesar 4% yang saat ini baru mencapai 3,46%.
“Kita punya agenda menaikkan rasio kewirausahaan menjadi 4% untuk menjadi negara maju. Saat ini kesadaran dan minat dari kalangan generasi muda untuk berbisnis terus mengalami pertumbuhan,” ujarnya.
Di sisi lain, Teten menyebut saat ini kecenderungan anak muda untuk berbisnis dengan konsep ramah lingkungan terus meningkat. Hal ini dapat menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi baru.
“Mari kita manfaatkan momentum ini untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk UMKM kita di pasar global,” ujarnya.
Sementara itu, Muchsin Ridjan, Ketua Umum ASEPHI menjelaskan pameran Inacraft yang digelar tahun ini menargetkan 100.000 pengunjung dengan diikuti oleh 1.000 peserta yang mengisi 935 stand atau booth. Ditargetkan transaksi untuk ritel sebesar Rp 50 miliar dan kontrak dagang minimal Rp 5 miliar.
Terkait dengan fasilitasi pelaku usaha muda, ASEPHI telah mengikutsertakan 25 persen dari total peserta dalam pameran tersebut. Bahkan, beberapa di antara pelaku usaha muda tersebut diberikan insentif berupa peniadaan biaya untuk mengikuti pameran.
Diharapkan upaya ini dapat mendorong semangat entrepreneur dari kalangan muda dan mampu mendorong produk UMKM berbasis inovasi lebih berkembang.
“Ini menjadi satu bukti bahwa kita memberikan kesempatan anak muda untuk bangkit. Melalui Inacraft ini kami memberikan kesempatan kepada mereka untuk lebih maju lagi,” kata Muchsin.
Editor: Ranto Rajagukguk