Sulawesi Utara terus memaksimalkan potensinya sebagai pintu gerbang Indonesia di Asia Pasifik. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sampai dengan Desember 2019, nilai ekspor Sulut mencapai US$ 767,29 juta dengan tiga komoditas utama yaitu lemak dan minyak hewan nabati, perhiasan, dan ikan. Namun, pada Mei 2020, nilai ekspor Sulut mengalami penurunan di angka US$ 341,95 juta.
Sedangkan di sektor pariwisata, pada bulan Desember 2019 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Sulut mencapai 129 ribu orang bertumbuh 6,13% dibandingkan tahun 2018. Dan, pada Mei 2020 terjadi penurunan sebesar 73,87% dibandingkan pada tahun 2019.
“Meski mengalami penurunan karena pandemi COVID-19, angka-angka tersebut sebenarnya telah menjadi bukti potensi Sulut sebagai pintu gerbang Indonesia ke perdagangan Asia Pasifik,” ujar Jeffry A.M. Dendeng, Direktur Utama Bank Sulut Gorontalo (BSG) pada acara Government Roundtable COVID-19: NEW, NEXT & POST, Selasa (16/07/2020).
Karena itu, untuk ikut berkontribusi dalam pembangunan ekonomi daerah Sulut, BSG kemudian menyalurkan kredit pada lima sektor prioritas, yaitu sektor perikanan dan kelautan, pariwisata, infrastruktur, dan ekonomi kreatif.
Penyaluran kredit juga sebagai upaya BSG dalam menunjang pelaku UKM Sulut dalam membantu negara membuka gerbang ke Asia Pasifik. Diharapkan dengan adanya penyaluran kredit bagi UKM, nantinya mereka dapat membuat produk yang dapat bersaing secara internasional.
Tidak hanya itu, untuk mendukung perdagangan internasional, BSG juga tengah mempersiapkan diri menjadi Bank Devisa.
“Di tengah pandemi menjadi waktu yang tepat bagi kami dalam mempersiapkan diri menjadi Bank Devisa, sehingga nantinya kami siap menunjang transaksi internasional apabila negara telah kembali membuka perbatasan,” titup Jeffry.
Editor: Ramadhan Triwijanarko