Nilai dalam marketing menjadi salah satu hal strategis yang wajib dimiliki perusahaan untuk mengembangkan strategi pemasaran. Komponen nilai dilakukan untuk memenangkan heart share pelanggan dengan membangun simpati di hati pelanggan.
Nilai juga merujuk pada manfaat yang dirasakan pelanggan dari sebuah produk atau jasa yang dipertimbangkan terhadap harga yang dibayarkan. Dengan memahami nilai yang baik akan membantu perusahaan menentukan harga yang tepat, meningkatkan kepuasan pelanggan, serta mendorong kemampuan bersaing di pasar.
Memahami Nilai
Dalam buku MarkPlus Basics, perusahaan harus memastikan bahwa merek yang digunakan harus benar-benar kuat dan didukung oleh pelayanan dan proses yang sempurna. Eksekusi arsitektur bisnis melalui aspek nilai (value) diperlukan agar dapat memenangkan heart share pelanggan.
BACA JUGA: TOWS: Matriks Bisnis untuk Siapkan Strategi Pemasaran
Heart share diartikan menerapkan strategi bisnis dengan harga agar produk dan layanan perusahaan mendapatkan simpati di hati pelanggan. Contohnya adalah Indomie. Produk mi instan milik PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk itu memiliki kualitas rasa terbaik sehingga disukai konsumen.
Dengan mempertahankan rasa dan kualitasnya, produk mi instan Indomie diekspor ke banyak negara. Indofood juga dikenal sebagai pemain dominan dengan menguasai pasar penjualan mi instan di Indonesia.
Tiga Aspek Nilai
Merek
Merek disebut sebagai value indicator karena merek mampu menciptakan dan menambahkan nilai kepada produk, perusahaan orang, atau bahkan negara. Oleh karena itu, merek menjadi indikator nilai yang ditawarkan kepada pelanggan.
BACA JUGA: 4C Diamond dalam Strategi Marketing, Seberapa Penting?
Merek memiliki kekuatan menciptakan nilai bagi pelanggan internal, eksternal, dan investor. Selain itu, merek juga mengindikasikan nilai produk sehingga akan membuat perusahaan mampu menghindar dari jebakan komoditas.
Service
Service disebut sebagai value enhancer karena pelayanan mampu menciptakan nilai yang abadi dan membangun hubungan yang baik dengan pelanggan. Setiap bisnis adalah service business, sehingga service adalah jiwa dari perusahaan dan sikap untuk bertahan serta memenangkan persaingan di masa depan.
Dengan memiliki jiwa service, perusahaan berarti memiliki strategi menghindari jebakan kategori bisnis.
Process
Process disebut sebagai value enabler, karena penciptaan nilai tidak akan berhasil tanpa proses yang optimal, sehingga elemen process memungkinkan nilai sampai kepada pelanggan. Penciptaan nilai bagi pelanggan yang mencerminkan kualitas, biaya, dan penghantaran produk.
Namun, proses tidak hanya menciptakan nilai bagi bagi pelanggan eksternal dan investor, tapi juga internal (karyawan). Karyawan dituntut menjadi pemasar dan menghindari arogansi fungsional, karena hasil akhir adalah customer value, bukan jabatan kerja.