Ninja Xpress kembali membuktikan komitmen untuk mempermudah usaha kecil dan menengah (UKM) atau shipper dalam pengiriman dan mengefisiensikan biaya kirim barang. Perusahaan tersebut menggunakan mesin dimension weight and scanning (DWS) system untuk hasil penghitungan paket yang lebih akurat dan efisien.
Hingga saat ini, sebanyak lebih dari 120 mesin DWS yang tidak hanya menjamin akurasi berat, namun juga dimensi paket, sudah digunakan di pusat penyortiran Ninja Express yang berada di area Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Ketiga wilayah tersebut termasuk dalam lima besar wilaya asal pengiriman barang perusahaan sepanjang tahun 2021.
Andi Djoewarsa, CMO Ninja Xpress menjelaskan mesin DWS tersebut dapat melakukan pengukuran berat dan dimensi paket dengan akurat dan otomatis. Harapannya, selisih hitungan dengan shipper dapat berkurang, sehingga proses faktur lebih cepat.
“Kami harap, adanya mesin ini pada akhirnya dapat membuat arus kas mereka menjadi lebih efisien. Ninja Xpress juga berencana akan menambah lebih dari 200 mesin DWS tahun ini agar lebih dapat mengakomodasi kebutuhan volume paket shipper di seluruh Indonesia,” kata Andi.
Mesin DWS yang digunakan ini dapat melakukan pengukuran berat dengan akurasi hingga 50gr dan dimensi hingga akurasi 2 cm. Kapasitas mesin tersebut mencapai 50 kg dan dimensi maksimal 70x50x40 cm.
Salah satu keunggulan dari mesin DWS Ninja Xpress adalah fitur 3D stereo camera yang dapat menangkap ukuran berat, dimensi dan gambar paket secara bersamaan untuk dikirim ke sistem database dengn memindai barcode yang ada di paket, sehingga memiliki bukti yang autentik.
Dalam waktu dekat, selain menambah ratusan mesin DWS di pusat penyortiran yang ada di seluruh area Jawa, Ninja Xpress akan menempatkan mesin DWS di pusat penyortiran yanga da di Pulau Sumatera, seperti Medan, Palembang, Pekanbaru dan Lampung. Hal tersebut dilakukan untuk mengakomodasi volume paket yang ada di seluruh Indonesia. Dengan penambahan ini, perusahaan berharap lebih dari 95% paket yang dikirimkan dapat ditimbang dan diukur secara akurat.
Editor: Ranto Rajagukguk