No Hard Feeling Bisa Jadi Kunci Salesperson Hadapi Kegagalan
Profesi salesperson tentunya dituntut target penjualan. Apabila target mereka tidak berhasil tercapai, tentunya mereka akan kecewa. Mungkin saja, kegagalan ini membuat mereka berkecil hati. Tetapi, kembali lagi, hal ini umum terjadi. Baik itu dalam penjualan, maupun hidup, kegagalan umum terjadi.
Bagaimana salesperson PT Perusahaan Gas Negara Tbk menghadapi kegagalan? Ada cerita dari Dwi Putra Kurniawan Rambe, Senior Staff CityGas Sales PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Ia merupakan salesperson PGN yang yang berperan menjual produk perusahaan ke segmen business-t0-consumer (B2C) atau dalam hal ini adalah konsumen rumah tangga (RT).
Ia pernah memenangkan The Most Influential Millennials PGN tahun 2020. Penghargaan ini ia dapatkan di tahun pertama ia bekerja. Tahun selanjutnya, ia juga mendapatkan Gold Winner untuk Best Customer Services ICCA.
BACA JUGA: Kiat-Kiat bagi Salesperson untuk Bangkit dari Kegagalan
Ia pribadi merasa bahwa apabila produk yang ia tawarkan belum diterima pelanggan, itu berarti ia kurang berusaha. Namun, apabila sudah berusaha maksimal, namun pelanggan tetap menolak membeli produk PGN, ia tidak bersedih hati. Karena, sebagai salesperson, ia memegang prinsip no hard feeling.
“Saya merasa bahwa masih banyak calon pelanggan yang memang berminat dan membutuhkan saya untuk meyakinkan mereka membeli produk PGN. Dibandingkan saya harus mengerahkan usaha saya ke satu orang saja, lebih baik saya segera berpindah,” katanya.
Rambe mengungkap, di lapangan, mengalami penolakan itu adalah hal yang biasa. Satu tahun pertama, tentunya ia merasa kecewa. Namun, selanjutnya ia memegang teguh prinsip no hard feeling-nya. “Kalau saya berpikirnya, B2C ini banyak sekali calon pelanggan potensialnya. Jadi, move on lebih oke. Pada akhirnya, pasti akan ada warga yang memberikan testimoni mengenai produk kami, dan akhirnya mereka ikut percaya dan akan ikut membeli produk kami,” ujar Rambe.
BACA JUGA: PGN Bangun 35.749 Jargas Rumah Tangga dan Komersial di Bintaro
Ada satu hal menarik yang ia sadari mengenai calon pelanggannya. Terkadang, ada faktor fear of missing out atau FOMO. Ia mencontohkan, ketika ada satu perumahan yang sudah memasang gas, dan perumahan lain belum. Mereka akan merasa khawatir, mengapa perumahan lain sudah memasang produk PGN, dan mereka belum?
“Ini satu fakta yang saya sadari mengenai konsumen PGN B2C. Karena memang sistem kami itu galian. Ketika sudah digali, baru dipasang pipa-pipa kecil ke masing-masing rumah. Kemudian, kami melihat berdasarkan peminatannya. Kalau sudah tidak ada yang berminat, kami akan tutup galian dan agak sulit untuk membongkar kembali. Mungkin ini pemahaman yang muncul di warga-warga. Mereka takut kalau sudah kami tutup galiannya, tidak bisa dibongkar lagi,” tuturnya.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz