Nvidia berhasil menempati peringkat pertama sebagai perusahaan paling inovatif dan siap menghadapi perubahan di masa depan, berdasarkan laporan Future Readiness Indicator (FRI) 2024 yang dirilis oleh IMD Center for Future Readiness. Nvidia menggeser posisi Microsoft yang kini berada di peringkat kedua, sementara Meta, Alphabet, dan Apple tetap bertahan di posisi tiga, empat, dan lima.
Keberhasilan Nvidia dalam mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI/Artificial Intelligence) menjadi salah satu faktor utama yang mengantarkannya ke posisi puncak. Dengan skor sempurna 100, Nvidia kini menjadi pemimpin dalam industri teknologi global. Microsoft mengikuti di belakangnya dengan skor 96,7, sementara Meta mencetak 84,7.
Howard Yu, Professor Manajemen dan Inovasi IMD sekaligus Kepala Center for Future Readiness, menjelaskan bahwa kesuksesan Nvidia tidak terjadi secara instan. “Meski Nvidia pernah mengalami kegagalan dalam bisnis konsol gim, keputusan mereka untuk fokus pada GPU dan berinvestasi besar-besaran di AI membuahkan hasil. Kini, nilai kapitalisasi pasar Nvidia telah melampaui Microsoft dan Apple,” ujarnya dalam siaran pers kepada Marketeers, Kamis (28/11/2024).
BACA JUGA: Apple dan NVIDIA Disebut Bakal Investasi ke OpenAI
Investasi besar Nvidia di AI dimulai sejak peluncuran CUDA pada tahun 2006, sebuah platform pemrograman yang mempercepat kemampuan komputasi GPU. Dengan investasi lebih dari US$ 10 miliar dalam pengembangan CUDA, Nvidia kini menjadi perusahaan utama dalam revolusi AI. Teknologi GPU mereka menjadi komponen penting dalam pelatihan model AI, yang kini banyak digunakan di berbagai industri.
Selain Nvidia, Meta juga menunjukkan kemajuan signifikan dengan mengintegrasikan AI dalam bisnisnya, terutama di bidang iklan dan algoritma konten. Investasi besar Meta dalam AI terbukti mampu meningkatkan interaksi pengguna di platform media sosial mereka, sehingga menjaga arus kas positif di angka 28 persen meskipun biaya investasi yang dikeluarkan cukup besar.
Selain perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, beberapa perusahaan asal Asia juga masuk dalam daftar 40 besar FRI 2024. TSMC dari Taiwan menempati posisi ke-12 dengan skor 55,9, diikuti oleh Tencent di posisi ke-16, Samsung di posisi ke-20, serta Xiaomi dan Alibaba di peringkat ke-24 dan ke-28. Meskipun demikian, sebagian besar perusahaan Asia ini masih memiliki skor di bawah 50, menunjukkan bahwa mereka menghadapi tantangan besar dalam mempersiapkan diri menghadapi masa depan.
BACA JUGA: Dukung Digitalisasi, Ingram Berkolaborasi dengan Google dan NVIDIA
Menurut Yu, perusahaan perangkat keras seperti Samsung menghadapi tantangan dalam menjaga inovasi dan adaptasi di era digital. Banyak dari mereka masih harus meningkatkan portofolio riset dan pengembangan, terutama dalam teknologi AI dan komputasi tingkat lanjut, untuk menjaga daya saing di pasar global.
Laporan FRI 2024 menyoroti tiga faktor utama yang menentukan kesuksesan perusahaan dalam menghadapi masa depan. Pertama, ketahanan inovasi, yang berarti perusahaan harus terus mengembangkan teknologi baru untuk menjaga pertumbuhan. Kedua, pengembangan ekosistem bisnis yang beragam, yang dapat meningkatkan margin keuntungan. Ketiga, kestabilan finansial jangka panjang, dengan fokus pada arus kas positif yang memungkinkan perusahaan untuk tumbuh tanpa mengandalkan suntikan dana dari investor.
Penilaian dalam FRI dilakukan berdasarkan berbagai indikator, seperti kinerja keuangan, inovasi, penelitian dan pengembangan, ekspektasi investor, serta kemampuan perusahaan dalam mengelola kas dan utang. Hasil riset ini menunjukkan bahwa kemampuan beradaptasi dan inovasi adalah kunci bagi perusahaan untuk bertahan dan berkembang di tengah perubahan pasar yang cepat.
Editor: Eric Iskandarsjah Z