Produk lokal UKM Indonesia memiliki nilai ekonomi yang tinggi jika dimaksimalkan dengan baik. Hal ini dibuktikan oleh BLANJA.com dalam ajang Pasar Rakyat Nusantara di Yogyakarta yang meraup GMV (Gross Merchandise Volume) mencapai lebih dari Rp 267,3 juta.
“Dalam seminggu, omzet penjualan dari 61 UKM Asli Indonesia di sini cukup fantastis. Kami berhasil memperoleh GMV hampir 300 juta, melalui proses transaksi O2O (online to offline) di mana customer melakukan transaksi online pembelian produk melalui aplikasi BLANJA.com dan barangnya bisa didapatkan saat itu juga,” ujar Fikri, Vice President BLANJA.com
Selain itu, di pasar rakyat nusantara ini, BLANJA.com juga memperkenalkan cara baru berbelanja dengan menggunakan QR Code yang sudah disediakan di setiap sisi masing-masing produk Asli Indonesia yang ada di sini sehingga pembeli bisa berbelanja dengan mudah cukup dengan scan QR Code-nya.
Fikri menambahkan, tidak hanya dari warga lokal saja, namun beberapa WNA juga merasakan langsung membeli produk lokal Asli Indonesia lewat aplikasi BLANJA.com. Dalam penyelenggaraan Pasar Rakyat Nusantara, ada 16 BUMN yang terlibat melalui Rumah Kreatif BUMN (RKB) yang bertujuan membantu UKM Indonesia untuk berkompetisi dan memperoleh akses pasar yang lebih luas.
Sementara itu, Ketua Bidang Pameran, Venue, dan Akomodasi Panitia Sidang Umum ke-35 ICW Renny Soa Hani mengatakan pencapaian omzet penjualan penyelenggaraan Pasar Ralyat Nusantara telah melampaui target yang sebelumnya diperkirakan mencapai Rp 200 juta.
“Sebelumnya bisa mencapai Rp200 juta saja sudah bagus. Tetapi ini melebihi perkiraan kami, ” kata Renny.
Aneka produk yang dijual dalam Pasar Rakyat Nusantara untuk produk fesyen mulai dari batik, songket, hingga aneka aksesoris dengan desain khas dari 34 provinsi dan berkualitas ekspor. Sedangkan untuk kuliner sebagian besar adalah aneka makanan kering.
Menurut Renny, pada dasarnya Pasar Rakyat Nusantara hanya merupakan wahana untuk memperkenalkan produk UKM binaan BUMN. Dengan demikian, pembelian maupun penjualan produk diharapkan tidak hanya berhenti melalui pasar tersebut.
Editor: Sigit Kurniawan