Mantan Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), Suprajarto meninggal dunia pada Selasa (19/12/2023). Pria kelahiran Yogyakarta pada 1956 itu tutup usia di Singapura.
Dikutip dari Infobank News, ia meninggal pada pukul 09.08 waktu Singapura. Suprajarto meninggal setelah mengalami sakit selama sekitar satu bulan.
Dari Singapura, jenazah Suprajarto segera diterbangkan ke rumah duka di Jalan Supadi No 1, Kota Baru, Yogyakarta. Rencananya, Suprajarto dimakamkan pada Rabu (20/12/2023) pukul 09.00 WIB di Makam Imogiri, Yogyakarta.
BACA JUGA: Suprajarto, Marketeer of The Year 2018
Suprajarto meninggalkan istri bernama Alia Karenina dan dua orang anak, yakni Bryan Yoga Kusuma dan Samugraha Ditya Kusuma serta menantu bernama Ghina Raida Asilia dan satu orang cucu bernama Sheralma Dinara Kusuma.
Kariernya dalam industri perbankan sendiri dibekali lewat pendidikan S1 Ekonomi di Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Yogyakarta. Kemudian, ia mengenyam pendidikan S2 dan S3 di Universitas Padjadjaran, Bandung.
Di BRI, ia sempat menjabat sebagai Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan pada tahun 2005-2006. Kemudian, ia menjabat sebagai Pemimpin Wilayah Jakarta-Kantor Wilayah Jakarta 1 BRI pada tahun 2006-2007.
Ia juga sempat menjabat Direktur Jaringan dan Layanan BRI pada 2007 hingga 2015. Lalu, ia dipindahtugaskan menjadi Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI pada tahun 2015.
Kemudian, Suprajarto kembali bergabung di BRI dan dipilih sebagai Direktur Utama BRI pada Maret 2017.
BACA JUGA: Kaya Fitur, Jumlah Transaksi Digital Bank BRI lewat BRImo Naik 73%
Kiprahnya di dunia perbankan pun membuat MarkPlus menobatkannya sebagai Best Industry Marketing Champion 2018 dari sektor perbankan sekaligus menjadi Marketeer of The Year 2018.
Saat itu, di tengah ancaman suku bunga yang merangkak, Bank BRI bisa mencatatkan pertumbuhan laba bersih di angka 14,6% menjadi Rp 23,5 triliun hingga kuartal ketiga 2018. Bank yang ia pimpin juga berhasil mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan kredit di atas rata-rata industri.
Sementara itu, rasio kredit macet atau non-performing loan (NPL) gross masih terjaga di angka 2,5%. Lebih rendah dibandingkan rata-rata industri yang bertengger di angka 2,7%.
Semua itu tidak terlepas dari peran Suprajarto yang terus melengkapi Bank BRI dengan segala inovasi dan digitalisasi.
“Namun, kami tidak pernah melupakan core bisnis kami, yaitu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM),” kata Suprajarto.
Editor: Ranto Rajagukguk