Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut selama dua tahun merebaknya pandemi COVID-19, ada setidaknya 3,1 juta debitur menikmati restrukturisasi kredit. Sebagian besar dari debitur tersebut merupakan pebisnis baik dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) dan pengusaha menengah.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengungkapkan, pemerintah akan terus berupaya mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Berbagai stimulus akan terus disalurkan agar usaha kerakyatanya bisa kembali bergerak.
“Dukungan OJK bagi UKM berupa kebijakan restrukturisasi kredit telah dirasakan manfaatnya oleh lebih dari 3,1 juta debitur,” kata dia dalam konferensi pers virtual, dikutip, Kamis (3/2/2022).
Wimboh mengklaim kebijakan ini cukup ampuh dalam menopang dunia usaha dari dampak pandemi. Meskipun tanda-tanda pemulihan mulai tampak, namun pemerintah tetap akan melanjutkan kebijakan ini hingga 2023.
Dia mengatakan, ke depannya OJK berkomitmen untuk tetap memperkuat kebijakan dalam menjawab berbagai tantangan global maupun domestik, termasuk melalui peningkatan peran sektor jasa keuangan dalam mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional. “Khususnya, kepada sektor-sektor prioritas dan menciptakan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru,” ujarnya.
Lebih lanjut, Wimboh menjelaskan, pihaknya akan mendukung kebijakan peningkatan akses keuangan UKM untuk mencapai target penyaluran pembiayaan sebesar 30% pada tahun 2024. Usaha ini telah mendapatkan dukungan dari Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah.
Adapun dukungan tersebut dilakukan dengan perluasan dan percepatan penyerapan kredit usaha rakyat (KUR) klaster, perluasan kredit melawan rentenir yang hingga kuartal III-2021 telah disalurkan sebesar Rp1,3 triliun kepada 133.900 debitur. Selain itu, juga perluasan raising fund melalui Security Crowdfunding (SCF) dengan target pendanaan di tahun 2022 sebesar Rp 251 miliar atau naik dibandingkan target 2021 yang sebesar Rp 228,29 miliar.
“Kemudian melakukan perluasan pendirian Bank Wakaf Mikro (BWM) dari 60 BWM di 2021 dan ditargetkan menjadi 100 BWM di 202, kemudahan UMKM untuk go public, simplifikasi ketentuan branchless banking. Selanjutnya melakukan optimalisasi platform UKM-MU dengan target 1.500 pelaku usaha yang onboarding dengan penambahan jumlah produk yang di-listing dan didigitalkan sebanyak 3.000 produk,” pungkasnya.
Editor: Eko Adiwaluyo