Organisasi negara pengekspor minyak dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, OPEC+ sepakat untuk memperpanjang pengurangan produksi minyak secara sukarela hingga akhir kuartal II tahun 2024. Hal ini langsung direspons dengan kanaikan harga minyak mentah dunia.
Berdasarkan data yang dipublikasikan Reuters, harga minyak Brent berjangka naik 14 sen atau 0,2%, menjadi US$ 83,69 per barel. Selanjutnya, West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat (AS) naik tipis 2 sen menjadi US$ 79,99 per barel.
BACA JUGA: Dolar AS Melemah Picu Kenaikan Harga Minyak Dunia
“Tanda-tanda pengetatan di pasar fisik terus mendorong harga minyak mentah lebih tinggi. Pemotongan produksi oleh aliansi OPEC+ terus mengurangi pasokan karena pasar khawatir terhadap ketegangan baru di Timur Tengah,” kata analis ANZ dalam sebuah catatan dilansir dari Reuters, Senin (4/3/2024).
Saat ini, OPEC+ memperpanjang pengurangan produksi minyak secara sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari yang diharapkan dapat melindungi pasar di tengah kekhawatiran ekonomi global yang terus berfluktuasi. Adapun Rusia akan mengurangi produksi dan ekspor minyaknya sebesar 471.000 barel per hari.
BACA JUGA: Pasokan Melimpah, Harga Minyak Dunia Terperosok
Pemotongan OPEC+ akan menyebabkan penurunan produksi sebesar 34,6 juta barel per hari pada kuartal II tahun 2024 dibandingkan perkiraan sebelumnya bahwa produksi dapat meningkat di atas 36 juta barel per hari pada Mei 2024.
“Ini juga menunjukkan tekad yang kuat untuk mempertahankan harga dasar di atas US$ 80 per barel pada kuartal II,” ujarnya.
Sebelumnya, meningkatnya ketegangan geopolitik akibat konflik Israel-Hamas dan serangan Houthi terhadap pelayaran Laut Merah telah menaikkan harga minyak pada awal tahun 2024. Kendati demikian, kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi masih melambat.
Editor: Ranto Rajagukguk