OpenAI Kenalkan SearchGPT, Mesin Pencari Untuk Saingi Google

marketeers article
Ilustrasi logo OpenAI. (FOTO: 123RF)

OpenAI telah mengumumkan SearchGPT, mesin pencari baru yang dirancang untuk bersaing dengan Google. Untuk saat ini, pengguna bisa menjajal kemampuan mesin pencari ini melalui daftar tunggu dalam fase prototipe.

Dikutip dari laporan FoneArena, Jumat (26/7/2024), SearchGPT menggabungkan model AI (artificial intelligence) dengan informasi web untuk memberikan jawaban cepat dan relevan, termasuk tautan sumber yang jelas, data waktu nyata, dan hasil visual seperti gambar dan video.

Layanan ini juga dibekali dengan fitur pencarian lewat percakapan. Sehingga, fitur ini memungkinkan pengguna untuk mengajukan pertanyaan lanjutan dan menciptakan interaksi yang alami.

BACA JUGA: Perluas Target Pasar, OpenAI Luncurkan GPT-4o mini

OpenAI menekankan kolaborasi dengan penerbit dan kreator unuyk memastikan sumber dicantumkan dan ditautkan dengan jelas.

Perusahaan pun telah memperkenalkan kontrol bagi penerbit untuk mengatur tampilan mereka di SearchGPT secara independen dari pelatihan model AI generatif OpenAI.

Ini berarti penerbit masih dapat muncul dalam hasil pencarian meskipun mereka memilih keluar dari pelatihan AI. Selanjutnya, OpenAI berencana untuk memperbaiki SearchGPT berdasarkan umpan balik pengguna dan penerbit, dengan fokus pada peningkatan informasi lokal dan perdagangan.

BACA JUGA: Lanjutkan Inovasi AI, OpenAI Siapkan Cip Kecerdasan Buatan Baru

Tujuan akhirnya adalah mengintegrasikan aspek terbaik dari prototipe ini ke dalam ChatGPT. Saat ini, prototipe ini dapat diakses oleh pengguna terpilih di wilayah tertentu, termasuk AS, dan pengguna yang berminat dapat bergabung dengan daftar tunggu untuk mencobanya.

Sebelumnya, perusahaan juga merilis AI versi mininya yang dinamakan GPT-4o mini. Layaknya perusahaan rintisan, OpenAI sedang berusaha membuat produk-produk yang bisa meraup pangsa lebih besar.

Salah satunya melalui SearchGPT. Meski belum diketahui apakah layanan ini akan sepenuhnya gratis seperti milik Google atau tidak, persaingannya dalam dunia AI dengan Google tentunya memaksa perusahaan untuk terus mengembangkan produk yang lebih canggih.

Editor: Eric Iskandarsjah 

Related

award
SPSAwArDS