Optimisme UKM Indonesia Pertahankan Bisnis

marketeers article
small business concept diagram hand drawing on blackboard

Ketika bicara mengenai entrepreneurship, usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) menjadi salah satu sektor yang tidak bisa dilewatkan. UKM tidak diragukan lagi menjadi pendorong pemulihan ekonomi nasional. Karena itu, memastikan pelaku UKM mampu bertahan merupakan kunci dari pertumbuhan ekonomi di situasi sulit seperti sekarang ini.

Merayakan Hari UKM Internasional tahun ini, International Council for Small Business (ICSB) mengajak kepada para pelaku UKM untuk tidak menyerah meski menghadapi pandemi yang berdampak pada bisnis mereka. Ahmed Osman selaku Chairman dari ICSB Global mengatakan UKM di seluruh dunia terdampak pandemi. Namun, memasuki  masa New Normal, mereka mulai bangkit untuk melakukan pemulihan.

“Saya optimistis pada munculnya peluang berkat vaksinasi di seluruh dunia. Ini kesempatan untuk pemulihan. Saya mendengar banyak cerita tentang pelaku UKM yang mampu bertahan selama pandemi. Mereka melakukan banyak cara demi menjaga bisnisnya, mulai dari perubahan manajemen hingga pemanfaatan teknologi,” ujar Osman, Minggu (27/06/2021).

Lebih lanjut, ia mengatakan dirinya ingin mendengarkan lebih banyak lagi kisah yang dibagikan para pelaku UKM, khususnya di Indonesia. Dalam webinar Menuju UKM Kompetitif 2030: Saatnya Maju!, sejumlah UKM Indonesia menceritakan bagaimana mereka menjalankan bisnis di tengah wabah COVID-19.

Pemilik Gethuk Take Edi Susanto mengatakan dirinya terus bersemangat tumbuh dan berkembang di situasi yang menantang. Untuk menjadi lebih kompetitif hingga beberapa tahun ke depan, Edi menegaskan pentingnya inovasi yang dilakukan oleh UKM.

“Menyerah bukan pilihan. Karena itu, kami melakukan inovasi produk untuk bertahan menghadapi kesulitan. Kami kreatif memanfaatkan bahan baku lokal. Kami menggunakan singkong jalak towo, misalnya. Singkong ini sempat dipandang sebelah mata tapi kini sudah go international. Kami mengekspornya ke Hong Kong dan Makau. Di pasar lokal, kami memasarkannya ke Jabodetabek serta Malang,” jelas Edi.

Sejalan dengan Edi, pemilik Vinto Craft Bustam Effendi meyakini pentingnya inovasi di masa pandemi. Selain berinovasi, ia merasa perlu melakukan penyesuaian manajemen.

“Memasuki enam bulan pandemi, kami mengubah target pasar kami dengan memanfaatkan pemasaran secara online. Bersamaan dengan itu, kami juga melakukan inovasi produk. Dan, hal lain yang kami pastikan adalah tidak ada PHK. Saya berusaha mempertahankan semuanya,” ujar Bustam yang akrab disapa Vinto.

Langkah-langkah yang diambil para pelaku UKM merupakan cara mereka untuk bertahan di berbagai perubahan yang datang secara instan. Osman menuturkan hal ini merupakan sesuatu yang wajar dan nantinya ketika pandemi berakhir semua orang akan menjadi pribadi yang berbeda.

“Kita menyadari perubahan dan harus cepat beradaptasi dengan kondisi. Dengan demikian, kita bisa menjadi lebih sustainable dan manusiawi. Itulah yang saya lihat dari ICSB Indonesia,” tutup Osman.

Editor: Sigit Kurniawan

Related