Orang Amrik Mulai Jauhi Cola dan Pepsi

marketeers article

Paradigma bahwa minum minuman berkarbonasi tidak sehat mulai menampakan secara angka, terutama di Amerika Serikat. Hal itu terlihat dari angka konsumsi minuman berkarbonasi seperti Coca-Cola dan Pepsi yang terus menurun dari tahun ke tahun.

Terbaru adalah ketika pada tahun 2015, konsumsi secara volume menurun 1,2% dari tahun sebelumnya, di mana pada tahun 2014 “hanya” turun 0,9% saja, seperti dilansir laporan tahunan Beverage Diggest. Dari segi merek, konsumsi Coca-Cola turun 1% sementara saingannya Pepsi turun lebih besar 3,2%.

Penurunan ini sudah terjadi secara bertahun-tahun. Jika ditotal, penduduk Amerika mengonsumsi 8,7 miliar dus minuman berkarbonasi alias soda berisi 36 unit kaleng 350 ml pada tahun 2015. Dibanding angka tertinggi pada tahun 2004 atau lebih dari satu dekade lalu, penduduk Amrik ini mampu mengonsumsi sampai 10,2 miliar dus.

Itu menandakan bisnis Coca-Cola dan Pepsi cukup terancam dan mencoba berbagai cara untuk terus meningkatkan penjualan. Salah satunya dengan mempublikasikan bahwa penurunan volume ini karena konsumen lebih senang mengonsumsi kaleng berukuran lebih kecil ukuran 200 ml dibanding 350 ml.

“Kebiasaan konsumsi konsumen sudah mengarah ke kaleng lebih kecil, dari kaleng 350 ml ke 200 ml. Itu artinya sekitar 30% penurunan dari segi volume. Tapi dari segi pendapatan kami naik,” ujar Presiden Coca-Cola Amerika Utara Sandy Douglas. Hal itu tetap tidak menampik bahwa penduduk Amerika semakin sadar akan kesehatan.

Itu terbukti dari angka penjualan Gatorade yang meningkat secara volume 6,1% tahun lalu, sementara konsumsi air mineral juga mengalami hal serupa di mana brand seperti Dasani, Aquafina, Poland Springs naik konsumsinya dari angka 6,5% ke 11,4%. 

Editor: Sigit Kurniawan 

Related