Kunci kesuksesan sebuah brand salah satunya bisa menggaet hati konsumen dan menciptakan loyal customer. Untuk membuat hal itu terjadi, brand dapat melakukan strategi brand storytelling.
Coca-Cola adalah salah satu brand global yang berhasil menerapkan strategi brand storytelling untuk mendapatkan konsumen baru dari seluruh dunia. Brand ini dikenal sebagai salah satu storyteller terbaik selama bertahun-tahun lamanya dengan membagikan konten-konten yang menarik perhatian.
BACA JUGA: Coca-Cola Gandeng Marshmello Hadirkan Soda Rasa Buah-buahan
Konten-konten yang Coca-Cola bagikan berfokus untuk menyebarkan hal-hal positif. Sebagai contoh, tema-tema yang diangkat brand ini mengenai berbagi kesadaran tentang perayaan budaya, mendorong ide tentang hubungan yang lebih kuat, ataupun mengajarkan orang untuk berkumpul, bernyanyi, dan merayakan bersama-sama.
Salah satu strategi storytelling yang berhasil dilakukan brand ini adalah Coca-Cola’s “Share a Coke”. Kampanye ini langsung menjadi populer setelah peluncurannya. Kampanye tersebut sendiri bertujuan untuk menjalin ikatan dengan konsumen pada tingkat yang lebih personal. Kampanye itu membuat semua label dengan botol Coca-Cola diganti nama yang paling populer dari seluruh negara tempat produk didistribusikan.
BACA JUGA: Coca Cola Curi Perhatian dengan Warna Baru
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh Direct Marketing News bersama Tim Goudie, Director of Social Media, Sustainability Coca-Cola berargumen storytelling, terlebih yang otentik adalah salah satu kunci sukses dari Coca-Cola. Sebab, hal ini dapat menunjukkan kepribadian brand tersebut, dan akhirnya membangun brand empathy.
“Storytelling memungkinkan brand untuk menunjukkan dampak positif yang mereka berikan kepada kehidupan orang-orang. Strategi ini menawarkan brand cara untuk terhubung dengan konsumen mereka pada tingkat yang lebih dalam, dan mengungkap sisi manusiawi dari brand tersebut,” kata Tim, dilansir dari Direct Marketing News.
Tim kemudian mengungkap keaslian adalah yang membuat brand storytelling ini efektif, dan bagus. Apabila brand ingin bercerita, narasi yang diciptakan tersebut harus asli. Sebab, orang akan membacanya lebih cepat.
Sebagai contoh, apabila brand memiliki inisiatif sustainability yang baik, brand tersebut harus transparan, terbuka, dan memiliki cerita yang memiliki dasar yang kuat.
“Brand juga harus memahami bahwa saat mereka menggunakan strategi tersebut, rata-rata konsumen tidak tertarik dengan fakta, angka, detail, ataupun sains, seperti apa saja hal yang brand lakukan. Mereka lebih tertarik dengan bagaimana brand tersebut berkomunikasi dengan pelanggan dengan membawa kepribadian brand tersebut,” tutur Tim.
Editor: Ranto Rajagukguk