Kehadiran pandemi COVID-19 memang meninggalkan tantangan bagi banyak pelaku industri. Meski begitu, kondisi ini ternyata juga memberikan peluang bagi sebagian industri lainnya. Salah satu yang mengalami pertumbuhan selama pandemi adalah industri media, khususnya tv. Kondisi ini pun menjadi pembuktian bahwa eksistensi tv belum habis meski beberapa tahun terakhir cukup terganggu dengan hadirnya media digital.
“Banyak pemain media yang mengalami penurunan, baik itu TV, radio, dan lainnya. Namun, kondisi ini membaik ketika pandemi hadir. Kondisi ini pun membuktikan bahwa tv tidak akan pernah habis. Di Australia, Italia, dan Amerika Serikat tv masih sangat kuat. Bahkan di Indonesia selama pandemi, tv semakin kuat. Secara alami terjadi longest time spend hingga lima jam sehari dengan nilai mencapai Rp 102,9 triliun selama masa pandemi,” ujar Vice President Director ANTV Otis Hahijary pada ajang virtual WOW Brand Festive Day 2021, Kamis (25/3/2021).
Begitu juga di radio yang nilainya mencapai 699 juta, di media digital hingga 28,5 triliun dengan engagement yang kuat mencapai lebih dari dua jam sehari. Pertumbuhan ini juga terjadi di media cetak yang masih dipercaya konsumen, khususnya audiens di upper male segment. Bisa dibilang, penonton hari ini sudah siap di rumah jadi kita harus siap dengan konten yang menarik.
Otis pun membagikan hasil riset mengenai 12 sektor yang sedang gemar beriklan di tv. Sektor ini meliputi, facial care, hair care, online service, coffee/tea, instant food/noodle, snacks, rokok, susu pertumbuhan, seasoning/condiment, vitamin/essence/supplement, telco, sabun cuci pakaian. Dari sector ini, industri fast moving consumer goods (FMCG) mendominasi porsi belanja iklan di tv mencapai 81% dari total advertising expenditure (Adex) pada tahun 2020.
Bekerja sama dengan AC Nielsen, ANTV menemukan bahwa audiens di areal Pulau Jawa di luar Jakarta menunjukkan kontribusi penjualan bagi perusahaan yang sangat kuat. Sementara areal di luar Pulau Jawa sedang menunjukkan potensi pertumbuhan.
“Perubahan pola program ANTV mengubah konsumen mereka ke segmen perempuan. Data menunjukkan, sejak kuartal 2-2020, audiens ini lebih condong ke segmen upper dan middle class. Series India mendapat sambutan positif. Mereka adalah pembelanja yang rutin, penentu keputusan pembelian produk, dan gemar mencari informasi produk,” jelas Hellen Katherina, Executive Director AC Nielsen.
Dari data ini, para pemilik merek memiliki peluang yang bagus dalam memperkuat engagement dan mengerahkan kampanye pemasaran mereka di ANTV. Bahkan, riset juga mengklaim bahwa ANTV menjadi top of mind penonton di luar Jakarta.
“Kami berpikir, marketing itu simpel hanya dengan memerhatikan segmenting, targeting, dan positioning (STP). Lalu STP ini diturunkan ke berbagai strategi sehingga kian kompleks. Dari sini, kami memilih berperang di pasar luar pulau Jawa karena potensinya masih sangat besar,” tutup Otis.