Kasus Sean ‘Diddy’ Combs masih terus bergulir. Teranyar, rapper yang dikenal dengan nama P Diddy ini dituding mencekoki para korban dengan xylazine, yaitu salah satu jenis narkoba yang biasanya digunakan sebagai obat bius kuda.
Sebagaimana dilaporkan oleh Page Six, obat itu diberikan sebelum P Diddy melakukan pelecehan seksual agar para korbannya tak sadarkan diri. Itulah sebabnya, zat xylazine muncul dalam hasil tes darah mereka.
Lantas, sebenarnya apa itu xylazine? Berikut penjelasannya yang dilansir dari laman Center for Disease Control and Prevention:
BACA JUGA: 7 Gaya Hidup yang Buruk Ini Bisa Sebabkan Kulit Keriput
Obat Ilegal yang Marak di AS
Xylazine, juga dikenal dengan nama “tranq” atau “tranq dope,” adalah obat penenang non-opioid yang biasanya digunakan pada hewan seperti kuda. Di Amerika Serikat (AS), obat ini tidak disetujui untuk penggunaan pada manusia.
Pasalnya, xylazine berpotensi memperlambat fungsi otak dan pernapasan, memperlambat detak jantung, serta menurunkan tekanan darah. Bahayanya pun makin meningkat ketika obat itu dicampur dengan opioid kuat seperti fentanyl.
Campuran xylazine dengan fentanyl menjadi ancaman besar dalam krisis opioid yang sedang berkembang di Negeri Paman Sam. Pada Juli 2023 lalu, Gedung Putih bahkan sampai merilis Rencana Tanggap Nasional untuk mengatasi penyebaran campuran ini.
BACA JUGA: Penyebab Kematian Mendadak pada Orang yang Tak Punya Riwayat Sakit
Tidak hanya fentanyl, obat bius kuda ini juga sering dicampur dengan kokain dan heroin. Obat ini biasanya digunakan dengan cara disuntikkan menggunakan jarum, tapi bisa juga dikonsumsi dengan cara ditelan atau dihirup.
Ketika digunakan pada manusia, xylazine dapat menyebabkan beberapa efek samping serius. Beberapa di antaranya meliputi sedasi berat, kesulitan bernapas, tekanan darah sangat rendah, detak jantung melambat, luka yang rentan terinfeksi, hingga kematian.
Kehadiran xylazine dalam campuran obat ilegal, seperti fentanyl menambah lapisan risiko baru dalam krisis opioid yang sudah mematikan. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah pencegahan, edukasi, dan respons cepat terhadap overdosis untuk mengurangi dampak buruk dari penggunaan obat ini.
Editor: Ranto Rajagukguk