Pabrik PT Kaltim Amonium Nitrat (KAN) melaporkan hingga pertengahan tahun 2024 memproduksi 26.262 metrik ton amonium nitrat dan 20.925 metrik ton asam nitrat. Angka produksi ini sekaligus menunjukkan capaian target produksi tahun 2024 sebesar 37,93% untuk amonium nitrat dan 37,78% asam nitrat.
Sebagai informasi, pabrik tersebut adalah wujud kolaborasi antardua anak perusahaan BUMN, yakni Pupuk Kaltim dan PT Dahana Investama Corp (PT DIC). Pembangunan pabrik memakan investasi sebesar Rp 1,2 triliun yang berdiri di kawasan Kaltim Industrial Estate.
BACA JUGA: Bangun Pabrik di Papua, Pupuk Kaltim Investasi Lebih dari US$ 1 Miliar
Budi Wahju Soesilo, Direktur Utama Pupuk Kaltim menjelaskan fungsi dan peranan amonium nitrat yang sangat strategis di berbagai industri di Tanah Air. Tidak heran jika angka proyeksi permintaan amonium nitrat dalam negeri mencapai 580 ribu ton di 2024.
Kehadiran pabrik KAN yang berkapasitas 75.000 metrik ton amonium nitrat per tahun dan 60.000 metrik ton asam nitrat per tahun diharapkan permintaan amonium nitrat dalam negeri dapat dipenuhi sekitar 12%. Pada waktu yang bersamaan, produksi pabrik ini juga bisa mengurangi ketergantungan bahan baku impor.
BACA JUGA: Dampingi 17.682 Petani Jagung, Pupuk Kaltim Sukses Tingkatkan Produksi 35%
“Ini merupakan pencapaian positif bagi PT Kaltim Amonium Nitrat. Ke depannya, produksi amonium nitrat yang dihasilkan Pabrik KAN juga insyaAllah bisa disuplai ke pabrik Pupuk Kaltim, yang menunjukkan komitmen kami dalam mengusung semangat hilirisasi pemerintah, dengan memanfaatkan by product hasil proses produksi gas alam amonia dan melahirkan produk turunan bernilai tambah, yakni amonium nitrat,” kata Budi melalui keterangan resmi, Selasa (2/7/2024).
Hilirisasi di industri pupuk dan petrokimia memang menjadi salah satu prioritas yang diusung Pupuk Kaltim dalam menjalankan roda perusahaan. Upaya yang diusung demi membangun kemandirian industri pupuk, seturut dengan roadmap pertumbuhan Pupuk Kaltim 40 tahun ke depan yang mencakup hilirisasi petrokimia berbasis energi terbarukan.
Oleh karena itu, Pabrik KAN juga dirancang dan beroperasi dengan berbagai teknologi yang ramah lingkungan. Salah satunya dengan penggunaan Reaktor selective catalytic reduction (SCR)dan teknologi paling efektif untuk mengurangi emisi NOx ke lingkungan.
Selain itu, pabrik tersebut juga mengadopsi teknologi recovery untuk mengurangi konsumsi air raw condensate dan penggunaan energi listrik. Teknologi dan inovasi ini tentunya diharapkan bisa menjadi kontribusi Pupuk Kaltim dalam mendukung upaya pencapaian net zero emission pemerintah pada 2060.
Kehadiran Pabrik KAN tidak hanya berfokus semata untuk pencapaian target dan kapasitas produksi, namun juga turut berperan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat. Salah satunya lewat penyerapan tenaga kerja operasional pabrik yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.
Hingga saat ini, sebanyak 103 tenaga kerja telah diserap sejak pabrik tersebut memulai operasionalnya.
“Kami berharap dengan hadirnya Pabrik KAN ini bisa mendukung upaya Pupuk Kaltim untuk mendukung ketahanan pangan Indonesia. Wujud nyatanya adalah dengan menghasilkan produk pupuk yang berkualitas, yang bisa dicapai dengan dukungan bahan baku terbaik. Semoga ke depannya kontribusi produksi dari pabrik ini bisa menambah suplai amonium nitrat lebih besar lagi untuk mendukung kebutuhan industri pupuk di Indonesia,” tutur Budi.
Editor: Ranto Rajagukguk