Hery Gunardi bukanlah sosok biasa di dunia perbankan. Tangan dinginnya sukses memprakarsai kelahiran BSI pada 1 Februari 2021.
Di bawah kepemimpinannya pula, BSI tancap gas melakukan transformasi digital dan budaya kerja, sehingga tumbuh menjadi bank syariah yang modern, inklusif, juga berperan aktif menjadi lokomotif ekonomi syariah nasional berskala global.
BACA JUGA: Selama Agustus, BSI Jalankan Weekend Banking di 568 Kantor Cabang
Pada masa awal merger, Hery berpacu dengan waktu karena pemerintah sebagai pemegang saham memberikan tempo 11 bulan untuk proses merger. Namun, pengalaman Hery turut serta dalam merger Bank Mandiri pada era krisis moneter menjadi bekal berharga baginya dalam memimpin kelahiran BSI. Proses merger berjalan mulus berkat penerapan prinsip transparansi, komunikasi efektif, dan kolaborasi yang erat.
Bagi Hery, pesan Presiden Joko Widodo ketika meresmikan BSI di Istana Negara menjadi salah satu inspirasinya dalam memimpin perseroan. Presiden berharap BSI menjadi bank syariah yang universal, optimal dalam teknologi digital, juga mampu merangkul minat generasi muda. BSI juga didorong memiliki produk dan layanan yang kompetitif, sehingga dapat memenuhi kebutuhan beragam segmen konsumen.
BACA JUGA: Marak Penipuan Online, BSI Imbau Nasabah Selalu Waspada
Namun, berbagai mitos membayangi perbankan syariah ketika itu, seperti tidak kompetitif, mahal, teknologi tidak canggih, Sumber Daya Manusia (SDM) tidak bersaing, dan lainnya. Oleh karena itu, sejak awal Hery bertekad bahwa BSI harus menjadi bank syariah yang modern, universal, dan inklusif, serta menjangkau lebih banyak masyarakat.
Hery pun mengoptimalkan sumber daya dan kapasitas leadership-nya untuk membangun tim yang tangguh dan berdaya saing, ditopang dengan budaya kerja yang kuat. Kelincahannya dalam mengorkestrasi BSI terbukti. Satu per satu mitos berhasil dipatahkan oleh BSI di bawah kepemimpinan Hery. Belum genap empat tahun, BSI mampu membuktikan bahwa SDM perbankan syariah unggul, dengan produk-produk yang tidak kalah menarik.
BSI juga mampu membuktikan bank syariah dapat kompetitif dari sisi teknologi dan digitalisasi. Dengan semangat menjadi Sahabat Finansial, Sosial, dan Spiritual, BSI bahkan baru saja meluncurkan SuperApp bernama BYOND, yang sesuai tagline-nya #SemuaJadiMudah, menjadikan semua urusan jadi mudah.
“Terbaru, kami meluncurkan SuperApp BYOND by BSI pada Sabtu, 9 November 2024. Ini merupakan langkah besar dalam perjalanan transformasi digital kami. Kehadiran BYOND menjadi penting bagi BSI untuk agile, adaptif, dan terus relevan. SuperApp BYOND by BSI akan menjadi game changer BSI untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan,” ucap Hery yang memperoleh penghargaan Marketeer of The Year 2024 untuk kategori The Best Industry Marketing Champion 2024 Commercial Banking saat perhelatan 19th MarkPlus Conference 2025 di Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Kamis (5/12/2024).
Kepiawaian Hery berhasil membawa perseroan bertumbuh secara berkelanjutan. BSI sukses memperbesar skala bisnis dan meningkatkan basis nasabah. Pertumbuhan aset konsisten dijaga di level dua digit, ketika industri hanya tumbuh satu digit. Pembiayaan dan DPK juga terus meningkat. Saat ini, BSI telah menjadi bank syariah ke-9 terbesar dunia dari sisi kapitalisasi pasar. Pada Januari-September 2024, laba bersih BSI mencapai Rp 5,11 triliun, naik 21,6% (yoy).
Di panggung global, BSI juga sukses menjadi representasi kekuatan perbankan syariah nasional. Setelah berhasil membuka cabang di Uni Emirat Arab, BSI juga berkeinginan untuk membuka cabang di Arab Saudi.
Hery menegaskan akan terus meningkatkan kinerja BSI dan memperluas pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia yang saat ini masih di bawah 10%. Melalui transformasi tiada henti, kehadiran BSI diharapkan dapat membawa sektor perbankan syariah menjadi salah satu pondasi utama perekonomian nasional, bukan sekadar alternatif.
Editor: Ranto Rajagukguk