Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengharapkan Proyek Palapa Ring dapat membawa manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui kemudahan akses informasi, termasuk pemanfaatan pelayanan internet untuk kehidupan sehari-hari bagi masyarakat di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
“Kita ingin anak-anak kita belajarnya lebih luas lagi pengetahuannya dengan melihat di internet. Nelayan kita pendapatannya meningkat, ada aplikasi tentang lokasi ikan, dan mereka bisa pulang kalau berlayar. Kita ingin masyarakat berdagang lebih mudah, yang menjual maupun yang membeli lebih mudah, menghilangkan perantara,” kata Menkominfo Rudiantara dalama acara Festival Teknologi Palapa Ring di Ruang Serbaguna Kementerian Komunikasi dan Informatika seperti dikutip dari keterangan resmi Kemenkominfo.
Tak hanya itu, Menkominfo berharap seluruh fasilitas masyarakat dapat meningkatkan layanan masyarakat yang lebih baik lagi dengan hadirnya Palapa Ring. “Jadi, semua sendi kehidupan kita lebih baik, semua fasilitas masyarakat, puskesmas, rumah sakit, dapat melayani masyarakat kita lebih baik lagi,” jelas Rudiantara.
Direktur Utama Badan Aksesibilitas Tekelomunikasi dan Informasi (BAKTI) Anang Latif mengatakan bahwa pemerintah membangun Palapa Ring sebagai sarana infrastruktur serat optik yang dapat dimanfaatkan untuk menyalurkan koneksi internet ke daerah-daerah tersebut dengan bantuan operator.
“Pada saat itu Pak Menkominfo mencanangkan, proyek ini harus selesai sebelum Kabinet Kerja berakhir. Saat ini Palapa Ring Paket Barat dan Tengah sudah beroperasi penuh, sedangkan Paket Timur telah mencapai selesai 94% dan ditargetkan selesai pertengahan tahun 2019,” kata Anang.
Dalam kesempatan yang sama turut hadir perwakilan guru dan murid Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Natuna, Choiruroziqin dan Dwi Septyaningrum. Menurut Roziq, tahun lalu sekolahnya masih kesulitan mencari akses telekomunikasi untuk pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
“Tahun ini, alhamdulillah, bukan saja melaksanakan UNBK, tapi kami juga bisa menggelar Ujian Sekolah dan Ujian Madrasah Berbasis Komputer. Saat kami cek kecepatan internetnya, di laboratorium khususnya mencapai hingga 98 mbps (megabit per detik),” jelas Roziq.
Lebih lanjut ia menceritakan, sejak adanya akses internet di Natuna, anak muridnya rajin meminta akses internet di laboratorium komputer untuk materi pembelajaran. “Kalau tengah malam juga, karena kebetulan saya tinggalnya dekat, dibuka juga. Waktu ujian sekolah berbasis komputer ini, saya pulang ke rumah pukul subuh,” tuturnya.