Di tengah pandemi COVID-19 yang menimbulkan krisis, industri e-commerce disebut-sebut sebagai salah satu industri yang justru mengalami peningkatan. Namun, hal ini tidak serta merta membuat platform e-commerce Lazada Indonesia bersantai.
Dikatakan oleh Monika Rudijono, Chief Marketing Officer Lazada Indonesia, kondisi pandemi COVID-19 justru menjadi ajang Lazada untuk meningkatkan kepercayaan konsumennya yang bisa berdampak pada keberhasilan bisnis bahkan setelah pandemi berakhir.
“Lazada memiliki dua group customer, yaitu pembeli dan penjual. Di masa ini, kedua grup ini memiliki fokusnya masing-masing yang harus kami penuhi,” kata Monika.
Dari sisi penjual, Lazada mengakui adanya keluhan penurunan penjualan hingga kesulitan dalam aspek ekspedisi. Keluhan terutama datang dari UKM. Di masa pandemi, beberapa sektor UKM mengalami penurunan drastis karena kini pembeli fokus pada barang kebutuhan sehari-hari.
“Kami akhirnya bekerja sama dengan berbagai pihak seperti kementerian agar para penjual ini tidak terus mengalami penurunan. Bahkan, di masa pandemi ini kami memasukkan UKM kecil untuk bergabung di ekosistem sehingga mereka dengan mudah meraih pasarnya,” jelas Monika.
Menurutnya, pasar dengan tantangan besar datang dari konsumen yang membeli di Lazada. Sejak pandemi melanda, Lazada banyak menemukan fakta bahwa pembeli merasa takut mengenai paket yang datang ke rumah mereka. Apakah paket tersebut aman dan bebas dari virus.
Menanggapi hal ini, Lazada secara aktif mengedukasi pembelinya bahwa perusahaan ini memilki standar kebersihan dan kesehatan bagi paket, kurir, hingga karyawannya.
Dari sisi paket, Monika menegaskan bahwa setiap paket yang masuk dan keluar akan melalui proses disinfektasi terlebih dahulu. Pun begitu dengan kurir. Lazada memastikan bahwa kurir yang bertugas dalam keadaan sehat dan bersih. Perusahaan ini memberlakukan protokol kesehatan sesuai anjuran WHO dengan menyediakan disinfektan di lingkungan warehouse dan membekali kurirnya dengan masker dan hand sanitizer.
“Kami juga secara konsisten memberikan edukasi kepada pembeli melalui aplikasi dan media sosial agar melakukan physical distancing ketika menerima paket, termasuk menyarankan untuk melakukan pembayaran non-tunai agar tidak ada interaksi langsung antara kurir dan pembeli,” tutup Monika.
Editor: Ramadhan Triwijanarko