Saat membahas omnichannel seringkali yang terlintas di pikiran adalah saluran berjualan saja, mulai dari toko offline atau online. Tapi faktanya, omni channel adalah berbagai macam interaksi yang berlangsung dengan konsumen.
“Omni channel terjadi bukan hanya saat konsumen berbelanja atau melakukan transaksi saja. Tetapi, juga bisa dimulai dari bagaimana konsumen mengenal kita. Jadi, omni channel merangkum semua saluran yang bisa membantu kita berinteraksi dengan konsumen,” ujar Yosanova Savitry, Chief Operation Officer MarkPlus Institute pada acara Marketeers iClub bertajuk The Perks Of Being An Omni Brand, Jumat (02/10/2020).
Saat berbicara omni channel yang perlu dipahami terlebih dulu adalah konsumen sebagai target pasar. Saat ini, ada dua tipe konsumen yaitu digital immigrants dan digital natives.
Mereka yang tergolong digital natives biasanya datang dari generasi Baby Boomers dan Gen X. Sementara digital natives adalah para Gen Z & Gen Alpha yang sudah terbiasa tumbuh dengan teknologi digital. Milenial sendiri berada di antara keduanya.
“Selama pandemi, kedua tipe ini semakin menyatu. Salah satu faktornya adalah kebiasaan yang berubah. Contohnya, jika sebelumnya Gen X tidak melirik opsi berbelanja online, kini mereka mulai memanfaatkannya karena situasi yang mengharuskan mereka mencoba,” jelas Yosanova.
Tidak hanya berbelanja, Yosanova mengungkapkan bahwa mendapatkan pengalaman hiburan selain televisi juga mulai dilakukan para digital immigrant ini. Misalnya dengan menonton Netflix, atau saluran streaming lainnya yang memberikan layanan entertainment.
Namun, faktanya yang berubah bukan hanya digital immigrants saja. Pasalnya, karena harus tinggal di rumah, digital natives juga banyak yang mengubah kebiasaan. Jika sebelumnya mereka banyak tertarik dengan kegiatan yang bersifat daring, mereka mulai tertarik menonton televisi dan membaca buku.
“Perubahan-perubahan inilah yang harus disadari oleh brand sebelum melakukan upaya pemasaran. Memang ada kemungkinan kedua tipe konsumen ini kembali ke kebiasaan lama mereka sebelum pandemi. Tetapi, jangan melewatkan kemungkinan bahwa mereka bisa menjadi lebih omni dari sebelumnya,” tutup Yosanova.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz