Pandemi Sebabkan Pariwisata Bali Mengalami Penurunan Hingga 93%

marketeers article
Pura Ulun Danu temple panorama at sunrise on a lake Bratan, Bali, Indonesia

Ketika COVID-19 mulai menyebar ke seluruh dunia. Industri pariwisata menjadi salah satu industri yang terkena imbas paling besar. Tidak terkecuali pariwisata di Indonesia, Bali sebagai pusatnya pariwisata Indonesia pun menjadi daerah pertama yang terpukul. 

Menurut Ida Bagus, Ketua Bali Tourism Board, di acara Industry Roundtable: Surviving The COVID-19, Preparing The Post, Jumat (24/04/2020), per 13 April 2020 jumlah pertumbuhan pariwisata di Bali mengalami penurunan hingga mencapai -93,24%.

“Pada Januari sebenarnya kami masih mengalami pertumbuhan 11%. Baru pada Februari ada penurunan 18% karena negara Cina mulai melakukan lockdown. Dan, pada Maret penurunan mencapai -42,32% karena terdapat larangan penerbangan ke Bali bagi beberapa negara di Eropa,” paparnya.

Wisata yang paling mengalami kerugian kemudian datang dari wisata tirta atau water sport. Ida menuturkan hal ini wajar terjadi. Sebab, kebanyakan wisatawan yang menikmati wisata tirta datang dari Cina dan Australia.

Namun, meski mengalami kerugian besar, pariwisata Bali telah mempersiapkan mitigasi penanganan pandemi COVID-19 secara matang. Jika dilihat, secara statistik penanganan pandemi di Bali berada di atas dunia, dengan angka kesembuhan mencapai 30% dan angka kematian hanya berada di 2%. Sedangkan, di dunia angka kematian mencapai 6% dan angka kesembuhan 26%.

Keberhasilan penanganan COVID-19 tersebut akan membantu meringankan 75% beban promosi untuk pariwisata Bali, serta dapat menjadi paradigma dan kekuatan untuk tujuan wisata setelah pandemi. 

“Ini dapat menjadi sebuah branding bagi pariwisata Bali dengan menunjukkan kepada para wisatawan bahwa Bali memiliki mitigasi yang baik dan dibantu dengan masyarakat yang disiplin,” ujar Ida.

Ida menambahkan, setelah pandemi selesai, pariwisata di Bali akan mengharapkan kedatangan turis domestik. Sedangkan untuk turis regional dari Singapura dan Malaysia diharapkan dapat kembali pada Juni hingga Agustus 2020. Sementara, turis mancanegara dari Cina dan Eropa pada Januari 2021.

“Kami telah mempersiapkan kedatangan turis domestik setelah pandemi mulai mendatar di Indonesia. Dan, turis mancanegara pada awal tahun 2021 dengan catatan segala tantangan seperti lockdown sudah tidak ada dan sudah berjalan normal,” tutup Ida.

Editor: Sigit Kurniawan

Related