Tren penjualan asuransi diperkirakan masih akan tinggi meskipun penyebaran pandemi COVID-19 terus terkendali. Pasalnya, merebaknya wabah telah meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya memiliki produk asuransi.
Kevin McQuillan, Chief Customer and Marketing Officer Zurich Asuransi Indonesia mengaku optimistis penjualan produk asuransi masih akan tetap tinggi pada tahun ini. Terlebih lagi, produk asuransi perjalanan lantaran mulai dibukanya kembali kegiatan-kegiatan secara tatap muka.
“Saya pikir permintaan masyarakat terhadap produk-produk asuransi masih akan tetap tinggi. Secara umum, penjualan seluruh produk asuransi dari mulai kesehatan hingga asuransi perjalanan tetap stabil,” ujar Kevin dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis (2/6/2022).
Dengan terkendalinya pandemi dan pelonggaran kebijakan pembatasan sosial yang dilakukan pemerintah, lanjut Kevin, bakal terjadi perubahan permintaan produk asuransi. Dalam dua tahun ke belakang produk yang paling diminati yakni asuransi jiwa dan kesehatan.
Sementara itu, pada enam bulan terakhir produk asuransi perjalanan trennya mulai meningkat. Bahkan, dia mengklaim permintaannya telah melampaui asuransi jiwa dan kesehatan.
“Pada awal-awal pandemi, tren penjualan asuransi mengarah pada produk asuransi kesehatan. Dalam enam bulan ini, ketika semua orang sudah mengetahui PPKM mulai level satu, kegiatan dilonggaran, dan banyak event internasional asuransi perjalan atau travel insurance mulai naik serta semakin diminati oleh masyarakat Indonesia. Ini adalah momentum yang sangat baik,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Annisa Steviani, Certified Financial Planner yang melihat adanya peningkatan kesadaran dari generasi milenial, Y, dan Z untuk memiliki produk asuransi sedini mungkin. Para pemuda ketika telah memasuki dunia kerja dan memiliki penghasilan pribadi, produk asuransi menjadi pilihan pertama yang dibeli.
Berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya yang sebagian besar memilih untuk berinvestasi dibandingkan berasuransi. Adanya perubahan tersebut terjadi lantaran adanya peningkatan literasi keuangan yang lebih baik oleh kalangan pemuda.
“Para pemuda itu lebih paham kalau misalnya mereka sakit, tabungan atau investasinya akan habis. Anak zaman sekarang sudah banyak belajar produk asuransi di Instagram dan YouTube sehingga mereka lebih paham dan lebih mau berasuransi karena memang sudah tahu manfaat produknya,” ungkap Annisa.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz