Sektor Teknologi Informasi telah menjadi bagian hidup dari masyarakat Indonesia. Agar bisa tumbuh pada tahun depan, ada beberapa catatan yang harus diperhatikan. Yaitu, inovasi, regulasi, dan stabilitas nilai tukar rupiah.
Dengan berbagai kondisi di negeri ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para pemain di dalamnya. Harry K. Nugraha, Country Manager Intel melihat, tak lama lagi teknologi futuristik akan masuk ke Indonesia lantaran dari sisi infrastruktur dan kultur masyarkat sudah mulai diperkenalkan dan disambut positif. Misalnya, penggunaan aplikasi on demand.
Apalagi, pertumbuhan ekonomi dalam negeri masih cenderung positif meski tidak terlalu besar.
“Pemerintah telah berperan positif untuk industri ini. Salah satu yang paling terasa menguntungkan adalah regulasi pemerintah menerapkan penggunaan mata uang rupiah untuk setiap transaksi yang terjadi di dalam negeri,” kata Handoyo Singgih, Country General Manager Avnet Technology Solutions Indonesia, yang juga Dewan Pengurus AiTI.
AiTI pun optimistis menjalani tahun 2017, meski perekonomian Tanah Air masih berada di kisaran 5%. “Masih sulit bagi kita untuk mencapai 6%. Selama politik dalam negeri dan global stabil, semua akan aman-aman saja. Kami berharap tidak terjadi fluktuasi nilai tukar rupiah yang tajam. Kami berharap mata uang bisa merangkak stabil,” lanjut Handoyo.
Handoyo pun mengantisipasi adanya gejolak teknologi yang dihasilkan akibat merger dan akuisisi. Saat ini, Pemerintah sebenarnya telah mempersiapkan beberapa regulasi terkait industri ini.
“Kami berharap regulasi yang lahir akan lebih bagus lagi. Jika segala sesuatu sesuai harapan, kami optimistis industri ini akan tumbuh sekitar 4%-6% secara keseluruhan. Artinya, lebih baik dari tahun ini yang kami prediksi akan finish di angka 2%-3% dibandingkan 2015,” tutup Handoyo.
Editor: Sigit Kurniawan