Membeli barang di kanal online sekarang bukan lagi sesuatu yang asing. Konsumen mudah saja pergi berselancar di e-commerce ketika membutuhkan suatu barang. Hal inilah yang kemudian membuat e-commerce terus berkembang. Namun, para pemain di sektor ini diminta untuk terus memperhatikan tren dan menangkap minat konsumen.
Dengan populasi yang besar dan penetrasi internet cukup merata, Indonesia memiliki peluang ekonomi digital yang tinggi. Berdasarkan laporan dari Google, Temasek, dan Bain & Company bertajuk e-Conomy SEA 2021, secara keseluruhan semua sektor internet menguat dengan pertumbuhan year-on-year (yoy) mencapai angka dua digit.
Bahkan, nilai transaksi digital atau gross merchandise value (GMV) Indonesia diperkirakan mencapai total US$ 70 miliar atau sekitar Rp 992 triliun pada tahun 2021. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, ada kenaikan yoy sebesar 49%. Peningkatan ini berkat pertumbuhan e-commerce yang mencapai 52%.
“Pertumbuhan nilai transaksi digital ini tentunya positif dan akan lebih baik lagi jika sektor e-commerce juga mencapai angka serupa pada tahun 2022. Karena itu, penting untuk para pelaku di industri ini menyusun strategi yang tepat,” kata Bima Laga, Ketua Umum Asosiasi e-Commerce Indonesia (idEA).
Banyak perusahaan berlomba memperkuat kehadiran mereka di ranah digital, seperti aktif pada pemasaran media sosial serta memberikan kemudahan akses bagi konsumen dengan hadir di berbagai e-commerce. Hasilnya, kini konsumen sudah mulai merasa nyaman dan percaya dengan sistem yang ditawarkan platform belanja online.
Namun, Bima mengatakan para pemain di sektor e-commerce juga harus memikirkan pengalaman offline dari konsumen. Terlebih lagi dengan perkembangan situasi yang terlihat saat ini. Kegiatan offline atau tatap muka sudah banyak dilakukan.
“Perlu memikirkan apa saja yang menjadi tren. Everything is digital. Tapi, para pemain di sektor e-commerce juga harus bisa menangkap minat konsumen. Barang apa yang mereka cari di platform online dan apa yang mereka beli secara offline. Bahkan, akan lebih baik lagi jika Anda bisa menjalankan keduanya secara terintegrasi,” tutur Bima.
Artikel lengkap tentang bagaimana perusahaan berupaya untuk berkontribusi dalam membangun sustainability bagi bisnis dapat Anda baca dalam majalah Marketeers edisi Januari 2022 bertajuk Indonesia 2022: Rewind or Fast Forward?
Editor: Ranto Rajagukguk